Wednesday, July 28, 2010

Malay Minded

Sepertinya memang ini yang terjadi di Indonesia saat ini, Malaysia Minded. Mulai dari lagu sampe pilihan kuliah. Kalo dari industri musik Indonesia mah gak usah di tanya. Lagu mendayu-dayu jadi selera pasar sekarang. Semakin mendayu dan akhirnya me-layu. Band-band dengan gaya dan lagu seragam serta kurang bermutu mendadak menjadi idola atau di bentuk jadi idola, atau pemiliki modal menciptakn iklim pasar yang menjadikan mereka idola. Semua bisa saja terjadi, karena toh selera pasar bisa diciptakan. Wah jangan jangan, pemilik modalnya ne yang seleranya rendah. Kok genre yang diciptakan jadi selera pasar yo kok begitu plus rangkaian kata yang amburadul, repetasi kata yang bikin pusing dan yang pasti mendayu-dayu. Ini sungguh mengingatkan saya pada jaman keemasan Exist, Slam, New Boys, dan band malay lainnya.

itu baru dari segi musik. Selanjutnya film kartun. Ya Upin Ipin lah, apalagi. bahkan di pasar malioboro ada wayang-wayangan bergambar Upin Ipin. mungkin saja pencipta wayang ini ingin melakukan akulturasi antara malaysia dan budaya jawa, sehingga yang tercipta adalah wayang Upin dan Wayang Ipin. Wah, mulia sekali niat pencipta ini. hahaa.. Saya akui Upin Ipin itu bagus dan menghibur serta tepat sasaran juga sarat pesan moral. Malay sekali yang sebenarnya tidak jauh beda dengan kehidupan para anak-anak di daerah medan, riau, dan pontianak. hampir seperti itu. jelas sekali bahwa Upin-Ipin menggeser reputasi si Laptop si Unyil dan acara anak buatan Indonesia. Dan belakangan ini saya lihat ada kartun anak di Global TV yang persis Upin Ipin. REPLIKA. Ya, lagi lagi Malay Minded.

Kemudian, banyak teman-teman saya terutama yang di medan lebih memilih berlibur ke Malay dan Singapura dari pada keliling Indonesia. Saya tidak menyalahkan hal tersebut, Ini tidak ada sangkut pautnya dengan Nasionalisme. karena ongkos ke Malay lebih murah daripada ke jogja (yeahh, maskapai itu memfasilitasi). Tidak salah kok menurut saya. tapi kadang saya terus bertanya, kok bisa ya? :)

Sedang yang terkhir ini adalah masalah pendidikan. Ini realitas yang ada di mata saya. kampus saya sangat Malaysia Minded sekali. setiap ada kerja sama seperti International joint seminar, Student exchange, Appritice Trip, MoU kerjasama bisa dipastikan kalau itu selalu dengan universitas di Malay. bahkan saat ini, kebanyakan dosen di kampus saya kuliahnya di Malay. Almost!. sejujurnya saya tidak terlalu paham sebenarnya seberapa baguskah pendidikan di sana. benar-benar baguskah, atau kah kita yang hanya ingin sekedar di kenal sebagai kampus yang punya kerjasama luar negeri atau ya memang hingga saat ini itulah yang bisa di capai.
Bisa jadi roda berputar ya, dulu Indonesia di atas tapi sekarang Malaysia lah yang di atas!

Nb: Fotonya saya ambil dari Google!

1 comment:

  1. saya juga malay minded, mbak. selalu pengen minum teh tarik nya, maksudnya.. hahaha. btw, poto profilnya mbak adit keren banget tuh. fabulous-slash-cool gitu lah.. hehe. :)

    ReplyDelete