Tuesday, July 27, 2010

Dilema Dua Kota

Saat ini saya merasakan betapa sulitnya membuat sebuah keputusan. Masalah saya saat ini adalah mau tinggal dimana setelah lulus. Sebelumnya saya sudah memutuskan untuk memulai karir jurnalistik saya di kota Medan. Dengan alasan selain karir, saya punya cita-cita masa depan di kota itu. Tinggal di Medan adalah sebuah jalan untuk menemui impian itu.

MEDAN (foto ini saya ambil dari google)

Beberapa bulan kemudian saya berpikir ulang. Jika saya harus memulai karir di Medan, saya tidak punya link. Kalau di Jogja saya punya beberapa link, minimal informan yang bisa memberikan informasi tentang lowongan. Saya sudah bangun link di Jogja tepat satu tahun yang lalu. Perlahan saja, tidak perlu terburu-buru. Lalu bagaimana dengan masalah Impian itu? Ah, saya bilang saya percaya kalau rezeki tidak akan kemana.

JOGJAKARTA (foto ini saya jepret sendiri)

Sekarang, menjelang hari ujian pendadaran saya yang bertepatan dengan ulang tahun saya yang ke 21 saya dihadapkan pada dilema yang mengganggu saya satu minggu belakangan ini. MAU TINGGAL DI MEDAN ATAU DI JOGJA?

Tuhan, ini sungguh membingungkan.
Saya kembali sering berimajinasi tentang tinggal di Medan. Pertemuan-pertemuan tak sengaja dengan wajah kikuk dan mungkin saling menghindar terus tertayang di dalam pikiran saya bahkan saat saya bangun tidur. God, apakah hambaMu ini terkena sindrom atau apalah?
Akhir-akhir ini saya juga merindukan mamak dan bapak. Ingin tinggal dekat mereka saja.

Tapi, saya juga berat jika harus meninggalkan Jogja. Kota yang telah banyak mengajarkan saya tentang banyak hal. Tempat saya mendapatkan dan berbagi ilmu. Tempat saya menikmati sejuknya terik matahari dan hangatnya rintik hujan. Jogja adalah tempat saya tumbuh dewasa secara sikap.

Lantas bagaimana?




ini..

Malam di Tugu Jogja (jepretan saya juga)
atau

ini..

Malam di Medan (saya ambil di Google)

Saya bingung..
Saya ingin tinggal di Jogja namun saya juga ingin tinggal di Medan.

Saya berpikir tentang berbagi dengan seorang yang benar benar mengenal saya dan impress saya terhadap kedua kota ini. Saya butuh diskusi dan saya butuh saran. Tapi saya belum menemukan teman itu. Untuk berdiskusi dengan mamak dan bapak. Saya takut membebani mereka dengan ketidakjelasan masa depan saya ini. Biarlah saya yang memecahkan ini sendiri!

No comments:

Post a Comment