Monday, October 17, 2011

Dan Lalu







Beberapa moment yang sempat saya abadikan sebelum GKR Bendara atau GRAj Nurastuti Wijareni nyantri atau di pingit di Sekar Kedaton atau Keputrenan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Minggu (16/10)

Sunday, July 17, 2011

Gadis di ujung jalan ini, semakin aneh kataku.

Seorang gadis terlihat lusuh di ujung jalan. Entah apa, entah sedang apa. Sepertinya menunggu. Aku pun tak tahu apa yang di tunggu.

Penasaran, ku hampiri. Aku pun berpura menunggu. Menunggu dia menunggu. Ku tanya, sedang menunggu apa? Katanya menunggu cinta. Lalu ku tanya lagi, memangnya siapa cinta. Dia bilang, Entahlah.

Bagaimana mau menunggu kalau dia tak tahu siapa yang di tunggu. Ini tidak rasional. Lalu ku bilang, kenapa tidak mencari? Dia bilang ia sudah beberapa kali mencari. Kemudian? Dia jatuh pertama kali. Kedua dia berhati-hati kemudian terperosok lagi. Lalu sebuah tangan menariknya berangkat. Tapi tak lama tangan itu hilang. "Hantu mungkin,"ujarku asal.

Dia bilang, kalau hantu biarkan lah ia menunggu hantu. Kenapa menunggu yang kau bahkan tak tahu wujudnya. Tapi dia tegaskan dia tau rasanya di bantu berdiri ketika terperosok. Memang seperti apa rasanya? "Seperti surga, kau dapatkan apa yang kau butuh, mungkin itu surga,"katanya yakin.

Gadis di ujung jalan ini, semakin aneh kataku.

Monday, July 11, 2011

Mimpi :)

















I
f God Gives me a chance to meet people i want to, it must be Dono Firman. Eventhought it will be a speechless meeting for sure:)

Friday, July 1, 2011

Tersesat di Gradasi

Hello.
Seseorang di sana atau di sini, atau dimana saja.
Tolong bawa aku pulang.
Aku bahkan tidak tahu aku ada dimana sekarang.
Ini terlalu rimba.
Tak terdeteksi jarak.

Kamu, iya kamu, mungkin dia, atau seseorang di pertigaan jalan sana.
Entah siapa.
Adakah tangan yang cukup bergigi untuk menarikku pulang.
Aku terlalu jauh.
Terlalu abu.
Tersesat di gradasi.
Mengenggam abu yang kosong.

Ini jauh..
Dan lalu, datanglah tiba-tiba..
Segera!
Spontan terkadang lebih seksi.

Tersenyum, aku coba di abu.
Kemudian, menangis.
Tapi sesat tak kenal ekspresi.
Aku cuma datar.

Tak ada hangat, dingin tak terecap.
Semua biasa.
Biasa itu menyesatkan.
Percayalah.
Aku butuh tangan bergigi.
Menarikku pulang dari gradasi.

Sunday, May 22, 2011

"Kamu Seperti Waktu, Tega Berlalu!"

Wangi tanah basah.



"If I could bottled the smell of the wet land after the rain. I'd make it a perfume and send it to your house"

Wewangian favorit saya tentu saja bau hujan. Tapi bodohnya saya, sampai saat ini saya tidak pernah paham sebenarnya seperti apa bau hujan. Saya sadar cinta saya pada hujan adalah cinta buta, bahkan baunya saya tidak tahu, tapi cinta saya begitu deras membuncah.

Bagaimana kalau wangi hujan saya wakilkan pada tanah saja?
Ya tanah yang terkena hujan. Tanah yang basah tersiram percikan. Apa yang bisa mengalahkan haru itu?
Harum yang begitu alami.Harum yang tak pernah terkontaminasi. Harus yang datang begitu saja dan begitu adanya.
Bagaimana caranya agar saya bisa mengabadikannya? Karena wangi tanah basah hanya beberapa detik saja. Hilang begitu hujan datang terlalu banyak. Tidakkah kamu sadar, bahwa bau itu begitu eksklusif dan terbatas. Ia hanya datang di awal. Dia bagai kesempatan. Kesempatan selalu butuh mereka yang cepat.

Kalau saja saya bisa menangkapnya, menjarinnya dan memasukkannya kedalam botol kotak. Akan saya pakai kemana saja. Saya yang dingin dan cemas selalu butuh yang menenangkan. Saya yang dingin dan cemas selalu butuh apapun dari hujan termasuk bau tanah basah.

Wangi tanah basah tersapu hujan, hanya begitu saja tanpa perlu memfigurakan ingatan. Wangi tanah basah hanya butuh penerimaan tanpa retorika yang berbelit. Ia hanya butuh penikmat, tidak perlu mengkritisi. Wangi tanah basah, cepat dan begitu saja.

Sumber Gambar: google

Tuesday, April 26, 2011

Berantakan

pernah merasa sangat sesak?
Ya itu, memendam perasaan tidak nyaman, karena tidak tau bagaimana harus mengeluarkannya.

iya, itu bodoh. Bodoh karena tidak tau bagaimana harus berekspresi.
Paling hanya bermuara di pelupuk mata..
Tahan tangis, akhirnya meleleh juga.

Apa yang kamu lakukan saat perkejaanmu tidak beres karena faktor entah apa.
Apa yang kamu lakukan jika kamu merasa di anggap bodoh oleh teman sejawatmu di lingkungan kerja yang baru, padahal dilingkungan yang lama kamu di anggap sebagai orang yang tahu?

Apa yang kamu lakukan ketika teman sejawatmu yang baru minta tolong ke kamu, tapi kamu tidak bisa memenuhi permintaannya. Padahal dia bisa memenuhi permintaanmu?
Apa yang akan kamu lakukan kamu hanya ingin memainkan BB mu ternyata diujung kanan BB mu tertulis SOS?

Apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata dilubuk hatimu ternyata kamu merasa sangat sepi?
Apa yang kamu lakukan jika seseorang yang sangat kamu harapkan tepukan penegarnya ternyata tidak pernah ada dan tidak akan pernah ada?
Apa yang kamu lakukan jika kamu tidak tahu harus apa dengan semua yang di atas itu? Apa yang kan kamu lakukan jika semuanya terjadi dalam satu waktu?
Entahlah mungkin otak dan hati saya sangat berantakan seperti gambar di atas itu

Sunday, April 24, 2011

Home










Ini beberapa foto diperkebunan teh yang hanya berjarak 100 meter dari rumah saya di Said Buntu, Pematang Sidamanik, Simalungun, Sumatera Utara. I just miss home so much.

Friday, April 15, 2011

Aku Rindu Menggebu :(




Aku jarang iri pada orang lain. Tapi kali ini aku gak bisa menampik kenyataan bahwa aku iri. Aku buka you toube. Dapat video dengan judul 'Somos Libres (Sore Y Las Familias)' kemudian aku lihat seorang cewek berjilbab abu-abu tua di atas panggung bersama personil SORE formasi lengkap. Tak berapa lama Echa mencabik gitarnya sebagai intro somos libres. Aku gak akan mengentari bagaimana mereka memainkan senjatanya masing-masing. Mereka Jenius sudah! Tapi aku iri seiri-irinya sama cewek itu, karena dia punya kesempatan yang sangat berharga bagiku. 'Sebagai vokalis band favoritmu'.

'Wahai gadis berjilbab abu, sungguh ku katakan aku iri sampai ingin nangis, kau sungguh beruntung, kau punya impianku,'

Satu hal yang datang terlambat yang paling ku sesali adalah aku telat kenal SORE.Sore itu udah ada sejak awal 2000 an, buat album centralismo 2006, launching ports of lima 2008, kenapa aku kenalnya baru Februari 2010, taunya dari formspring Efek Rumah Kaca pula.. "where the hell i have been.....?????

Coba aku kenal mereka beberapa tahun sebelumnya aku pasti bisa liat gig mereka di Jogja tahun 2009.. Aku KAMPIUN yang rindunya membuncah. Sudah tidak kuat lagi menahan ingin meledak. Aku rindu mereka yang belum pernah ku temui.

Sebuah hastag yang di mulai oleh Sarah Glandosch #KangenSORE selalu jadi hastag favoritku. Aku menabung kangen pada mereka. Mereka yang belum memanjakan mataku secara langsung. Tapi aku rindu. Aku rindu menggebu :(

Somos Libres (Sore Y Las Familias)



Aku iri sekali sama cewek berjilbab ini> Aku iri sampai pengen nangis :(

Friday, March 18, 2011

Galau.

Galau..
Entah sejak kapan tepatnya kata ini mulai sangat populer dan berada di puncak perbendaharaan kata- kata saya dan mungkin kamu juga. Galau. Iseng iseng saya ketik di Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan (KBBI Online) Galau berarti

"ga·lau a, ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);" "ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau"

Pikiran yang acakadut. Apapun itu penyebabnya. Mungkin kebanyakan adalah masalah perasaaan yang mengharu biru. Apapun penyebabnya, namun setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi galau dan sangat galau. Buat saya pribadi, jangan malu untuk bergalau. Hanya karena kamu ingin dilihat taft kemudian kamu berkeras pada diri kamu bahwa sebenarnya kamu tidak galau, padahal kamu sedang. Tidak ada salahnya bergalau, itu menandakan bahwa kamu memang manusia.

Yang membedakan kelas kegalauan kamu adalah bagaimana kamu mengekspresikan keadaan itu. Dari film social network saya simpulkan bahwa cikal bakal facebook adalah kegalauan Mark Zuckerberg karena di putus pacarnya. Atau kegalauan Ade Firza Paloh 'Sore' yang sampai mau bunuh diri akhirnya bisa bikin lagu se oke 'In 1997 the bullet was shy'. Juga Fira Basuki bersama pasukan galaunya yang mendirikan 'Galau City' di dunia kawat. Dan banyak kegalauan lain - lain yang akhirnya menjadi karya. Saya sendiri sangat rajin menulis jika galau, pada akhirnya itu yang melatih saya menulis, menemukan diksi baru, menabung kata, memperkaya ide.

Dalam pikiran saya, mungkin kamu akan menjadi kelas terendah di struktur kegalauan ini jika kamu mengekspresikan kegalauan kamu lewat status facebook atau twitter dengan kalimat 'kacang goreng' dan pasaran ala lirik 'kangen band' dan band me-layu korban pasar dewasa ini. :)



Figura Ingatan






Hujan


Figura Ingatan

Posted by Picasa

Thursday, March 10, 2011

Back to Jogja

Yeayy..!!
Akhirnya posting dari PC nya BHP lagi. 4 bulan sudah ku tinggalkan kantor ini. Masih seperti dulu. Suasananya, bau pengharum ruangannya, empat gelas teh di atas kulkas setiap harinya, susunan meja kerja pun masih seperti dulu, berantakannya ruangan atas kertas dan koran yang bertumpuk-tumpuk pun masih jadi ciri khas, hanya saja ada beberapa orang baru. Jurnalis baru penggantiku, anak SMA magang baru.

Ahh, akhirnya hirup udara Jogja lagi. Setelah aku berpikir aku gak mungkin balik ke sini lagi. Tapi Tuhan selalu punya 'invisible hand' yang bisa bekerja dengan sangat cepat membolakbalikkan harapan dan kenyataan. Aku ikuti saja permainan Tuhan ini. Tapi aku yakin Tuhan tidak sedang bermain dadu. Semua bukan kebetulan seperti dadu yang di kocok. Aku tidak tahu pasti, tapi ini  mungkin adalah kolaborasi nterbaik antara aku dan Tuhan.

Mau apa di Jogja. Hal yang pasti adalah kerja. Hal kedua adalah kuliah lagi. Aku sih pengennya ambil media dan budaya di UGM kemudian jadi dosen di Sumatera. Tapi tadi bu Dina (bos di BHP) yang ketepatan dosen komunikasi bilang, kalau aku mau jadi dosen, jurusan S1 dan S2 nya harus linier. Aku S1 Hubungan Internasional dan berencana S2 Komunikasi atau media dan budaya, maka gak akan bisa jadi dosen karena fokus keilmuan yang berbeda. kalo menurutku sih gak jauh jauh bener. Kalau media dan budaya lebih berbicara budaya yang di media kan, kajian culture studies, globalisasi, dan sebagainya. menurutku culture studies dan globalisasi itu efek dari hubungan internasional. Globalisasi yang melahirkan budaya konsumerisme dan sebagainya.. Something like that lah, tapi kalo gak bisa jadi dosen gimana lagi ya, mau gak mau aku harus ambil S2 HI atau Ilmu Politik. Padahal aku suka banget loh sama culture studies. Sumpah..What a life..

Banyak mimpi yang ada di depan, aku gak mau pulang ke Jogja dan sia-sia. Ada target, ada yang harus di gapai. Mudah-mudahan semua sesuai dengan yang ada di dunia ide, tapi jika Tuhan ber"invisble hand" lagi, aku akan ikuti lagi. Semoga.


Thursday, March 3, 2011

Random!

Ini sudah pukul 05.30 WIB (4/3) dan saya belum tidur sejak kemarin. Semakin ke sini jadwal tidur saya semakin menggila. Saya selalu tidur jam 3 pagi kemudian bangun jam 9. Luar Biasa!

Kemarin saya sangat menyadari bahwa saya adalah orang yang sangat peragu dan tidak konsisten. Ah, mungkin lebih tepatnya sekarang saya terlalu banyak pertimbangan dan hati - hati. Saya takut salah. Bahkan sampai detik ini saya masih bingung mau tinggal di Medan atau di Jogja. Dilema ini dari setahun yang lalu memang belum berujung. Walaupun sekarang di Medan tapi ada kesempatan untuk tinggal di Jogja. Oke, kemarin siang saya putuskan mengambil kesempatan itu dan tinggal di Jogja. Eh, tidak berapa lama bahkan dalam hitungan jam saya mulai ragu. Saya perlahan mulai menyukai Medan. Saya tahu kota ini sungguh tidak kondusif, tapi pohon - pohon besar di sepanjang jalanan Medan ini membuat saya betah. Silahkan tertawa! tapi saya mulai nyaman di sini.
Ahh, saya memang peragu tingkat tinggi ini. Ragu-Galau-Gak jelas ujung-ujungnya.

Saya ragu. Berbagi dengan orang pun percuma. Karena yang tau apa yang saya mau hanya saya.
Orang-orang paling hanya membantu memberi pertimbangan yang kadang semakin membuat galau menggila.

Sampai di sini kadang saya berpikir. Sebenarnya sampai sebatas mana manusia bisa memutuskan dan seberapa jauh yang dinamakan takdir Tuhan. Apakah saya menciptakan takdir saya sendiri, atau Tuhan mentakdirkan saya melalui pikiran saya. Atau Takdir adalah usaha maksimal manusia? Ada yang bisa bantu saya.

Sebenarnya seberapa besar otoritas saya untuk memutuskan saya mau tinggal di Medan atau di Jogja. Apakah ketika saya memilih itu yang dinamakan "jalanNya"? atau saya yang menentukan nasib saya sendiri?

Apakah anda sudah mulai pusing?
Iya. Saya juga sudah.
Kalau begitu mari kita akhiri saja tulisan ini.
Karena mengakhiri tulisan sama dengan memutus kebingungan
Sekian dan terimakasih


Tuesday, February 15, 2011

My Personal Note: Bangkutaman, Ode Buat Medan.


Seminggu yg lalu (5/2) saya agak ‘shock’ sebenernya baca schedule manggung Bangkutaman. Mereka bakal main di USU. Saya coba konfirmasi ke Irwin (Gitaris sekaligus Manajer Bangkutaman) ternyata kabar itu benar adanya. Serius, saya senang banget. Ini kedua kalinya saya lihat gigsnya Bangkutaman. Pertama kali waktu mereka Tur dengan Jangan Marah Record di Jogja bersam Efek Rumah Kaca, Zeke Khaseli, dan The Kucrut.

Saya tahu saya akan ekstase. Terakhir saya ekstase ketika nonton Melancholic Bitch di TBY pertengahan tahun 2010. Maka, ekstase itu terulang lagi malam ini sabtu (12/2).. Hello, I’m Flying with those indie band. With their Music.. Ahh!

Sekitar pukul 19.00 Bangkutaman posting di twitter bahwa mereka sudah di USU dan mereka akan tampil setelah dua opening band. Secara otomatis saya langsung reply ‘bang di ruangan mana? Mau minta foto’ saya sadar bahwa twit itu adalah twit yg sangat katrok (Re: minta poto). Tak lama di balas ‘kami di backstage sebelah kiri’. Saya langsung berlari mengajak sahabat saya ‘Risky Armila’. Tiba di Backstage kok sepi ya. Kok gak ada ruangan artisnya. Tiba2 mata saya tertuju sesosok pria berkacamata dengan kumis melingkar dan harmonika tergantung di leher. Yeee, he’s ACUM. Mereka bertiga berdiri seperti orang biasa, tidak ada kerumunan, tak ada yg menyadari bahwa mereka guest star malam itu.. Saya langsung berlari menghampiri ke tiganya. Dan saat itu saya dan Acum langsung Toss seolah olah teman lama, padahal itu pertama kalinya saya bertemu secara personal. Saya langsung teriak ‘wee, wong Jogja’ hahaa.. Saya pun menyalami Irwin dan Dedyk. Saya langsung pake ilmu diplomasi kebudayaan saya dong, ‘saya pernah nonton di jogja waktu bareng jangan marah’. ‘Oh ya, kenapa sekarang di medan? ’ Saya dulu kuliah di jogja sekarang balik kampung ke Medan’ ‘Wa, lulusan jogja semua ni.. Bla bla bla bla’. Cerita pun berlanjut selama 5 menit. Sungguh mereka menyambut saya dengan terbuka dan sangat ramah. Saya seperti merasa Reuni Alumni Jogjakarta.. Hahaa.. Bahkan di hal seperti ini pun Jogja masih memberikan alasan pada saya kenapa dia begitu istimewa. :). Belakangan tetep ya saya minta foto bareng..hahaa.. Saya juga tanyakan apakah akan membawakan semua lagu di Album Terbaik 2010 versi Rolling Stone ‘Ode Buat Kota’. Iya kata Acum. Padahal saya juga pengen dengar ‘Satelite’ yg tak ada di album itu. Perbincangan pun terpotong karna ada yang minta foto bareng. ‘Perasaan tadi gak ada yg minta foto sebelum kita ke sini, kenapa sekarang ngantri ya’ umpat saya dalam hati.

The show would begin!
Saya pernah berjanji tidak akan membawa ‘DSLR Alpha’ saya waktu nonton Bangkutaman. Sejujurnya saya suka foto stage. Tapi tidak kali ini. Kenapa? Serius saya cuma mau menjadi penikmat musik saat nonton gigs mereka. Saya cuma mau menjalani ritual ini dengan khusuk. Baiklah saya mulai dari menikmati mereka check sound. Menyetel ‘gear’ masing - masing. Memandang Justinus Irwin memastikan bahwa gitarnya siap tempur. Memperhatikan Wahyu ‘acum’ Nugroho membetot pelan bass nya kemudian memastikan bahwa harmonikanya telah aman dan tepat di depan bibirnya. Dari kejauhan juga saya mencari - cari Dedyk E Nugroho sang pengacara memukul pelan se set drum di depannya, atau sekedar memutar mutar stik nya.

‘Hilangkan raut muka berpura - pura. Hilangkan seribu senyuman tanpa muara. Hilangkan keangkuahan. Hilangkan semua sanjungan. Ku takkan dengar. Hilaaaanggggkaaaaannnnn, semua dariku’

Ekstase saya pun dimulai dengan ‘Hilangkan’ lagu kemarahan personal pada mereka yg di Senayan.
Secara pribadi saya selalu suka band (indie) yg concern pada perpolitikan.
Sebenarnya gigs ini 90 derajat beda sama yg di Jogja. Waktu itu di Jogja (Mei 2010) penonton sing along karena memang banyak yg tahu bangkutaman. Namun di sini, hanya beberapa orang saja yang ikut sing along termasuk saya. Wajar sih, sebanarnya banyak yang gak tau terutama yang gak terlalu tau sama band Indie. Selama lebih dari 10 tahun bersama sebenarnya Bangkutaman udah ngeluarin 2 album. Memang yg lebih booming adalah Ode Buat Kota keluaran Jangan Marah Record (Label milik Efek Rumah Kaca). Tahun 2010 ‘Ode Buat Kota’ pun sering di putar di radio - radio baik di Jogja maupun kota lain.

Kembali ke konser malam ini. Saya ekstase, saya sendiri. Saya sing along, saya tepuk tangan, saya goyangkan kaki, sebenarnya saya pengen loncat tapi saya sadar badan yg segaban ini. Saya gak perduli orang - orang melirik ke saya yang nyanyi sambil teriak - teriak. Seluruh dunia harus tahu, saya EKSTASE. Siapa suruh lu lu pada gak tau Bangkutaman jadi gak bisa sing along kan. Hahaa..

ALUSI pun menjadi lagu kedua. Banyak penonton yg teriak waktu dendangkan ALUSI. Kenapa? Karna Alusi itu bahasa batak yg artinya ‘Ngomong dong sama gue’. Saya sendiri belum paham sih apa arti ALUSI di lagu itu.. ALUSI ALUSI.. Atau jangan2 sebenarnya ini akronim dari Ah Lu Sih.. Hahaa.. Forget it.

Pasca Alusi, dua MC menyebalkan pun memotong ekstase saya dengan semena - mena. Apa coba! Mereka mengumumkan juara2 lomba dan penyerahan hadiah.. What?. Saya aja males ya liatnya..

Oke, karena bakat saya adalah mengkritik maka di paragraf ini saya akan sempatkan mengkritik dua MC ini. Pertama, harusnya sebelum mereka nge MC tolonglah ya kak bang, di kenal dulu bangkutaman itu siapa, namanya siapa aja, asalnya dari mana, minimal kamu sok tahu lah satu aja lagu mereka, minimal tahu lah 0DE BUAT KOTA walaupun hanya na na na na na nya aja. Jadi kamu gak perlu nanya, ‘mas namanya siapa?’ Mereka itu guest star mbak, bukan penonton yg lagi ikut kuis atau game’. Apalagi MC yg cowok bilangin Irwin ‘mas yang di sebelah kiri’ serius, harusnya itu gak perlu terjadi kalau mereka mau searching barang 5 menit apa dan siapa bangkutaman.
Kedua, tentu sajalah pemotongan2 di tengah2 gigs mereka. Itu sungguh mengganggu!

Baiklah, karena tulisan ini sebenarnya sangat personal, biarlah saya meneguhkan kesarkasan saya.. Hahaaa..

Lanjut ke lagu ketiga yg balade ‘Jalan Pulang’ kata acum ini cerita tentang kereta api perjalan mereka dari Jogja ke Jakarta. Ya, dulunya anak rantau mereka ini.. Jogja tempat mereka belajar dan Jakarta kampung halaman mereka. Sungguh di catatan ini saya gak akan komentar tentang petikannya Irwin, Betotannya Acum, atau Gebukannya Dedyk. Karena saya gak ahli menilai skill bermusik dan genre. :)

‘Menjadi Manusia’ sangat filosopis sebenarnya lagu ini.. ’ Makna itu mati jika manusia hanya marah dan bermimpi. Bumi surga tak pernah serasi, itu kata pasti. Tutup mulut dan coba menunduk kita semua yg terkecil. Berfikir di tepi detik jauhi akhir. Jangan memuji bila tak mengerti suara hati’
Keren banget kan ya. Manusia itu jangan marah dan mimpi doang, usaha dan harus sadar apa yg dia lakuin. ‘Jangan memuji bila tak mengerti suara hati!’


Dan lagu favorit saya pun teralun dan membuat saya semakin EKSTASE. Catch me when I fall. Track terakhir di album ode buat kota ini memang punya daya pikat luar biasa. Bunyi harmonika acum di intro lagu mampu menghipnotis siapa pun. ‘Wooooo, catch me when I fall, when the sunshine will always shine for you, you know it’s true’. Saya pun makin menggila.. Maaf ya risky armila, pasti kelihatan kayak orng stress ya tadi..

Saya sangat menyesalkan bahwa lagu keenam menjadi lagu penutup. CUMA 6 lagu? Harusnya kan 10 biar satu album OBK. Pengennya sih gitu ya.. Saya pun sudah yakin bahwa lagu ODE BUAT KOTA adalah klimaks dari gigs mereka. Yang membuat OBK ini sangat impresif adalah na na na na na nya. Bagi yg tidak terbiasa mendengar lagu berat, na na na itu tentu stimulus yg ampuh untuk menyukai OBK.. Para audiens pun tepuk tangan ala na na na na.. Lagu ini tentu saja satir. Yang ingin di protes di sindir dengan pujian. Makanya di sebut ODE pdahl isinya sindiran buat Jakarta yg ruwet mak kedundut.

Bangkutaman pun turun dan menuju backstage dan segera dikerubungi oleh fans baru maupun yang sekedar ingin foto saja. Si risky ingin foto berdua dengan Irwin karena menurutnya senyum Irwin itu maut banget.. Hahaa..

Acum, Irwin, dan dedyk pun dikerubungi para penonton. Pasca foto saya pun mengajak Dedyk yg kebetulan tidak sesibuk irwin dan acum yg menjatah foto bareng. Bang Dedyk ternyata pernah tinggal di Sidikalang selama 5 tahun. ‘Wah, pantas mengalir darah pengacara ya bang’ goda saya.. ‘Hahaa, benar. Udah melekat ini’ balasnya. Bang Dedyk bilang sama saya ‘kalo ke Jakarta bilang2 ya atau mudah2an kita bisa ketemu di Jogja lagi,’. Saya tahu itu cuma basa basi, tpi itu menunjukkan dia menghargai saya. Lagi2 percakapan pun harus terpotong karena ada yang mau foto bareng. Saya pun pamit ke bang Dedyk. Saya juga menyempatkan memberikan buku Fira Basuki yg baru saya beli tadi sore kepada Irwin. Kenapa Irwin? Simple sih, karena selama ini tidak sekali pun Irwin tidak membalas apa saja yg saya tanya di FB. He’s so kind. Bahkan saya punya sebuah album di FB dengan nama album ‘Justinus Irwin’ berisi 5 foto Irwin yg saya shoot dengan Alpha saya Mei 2010 di purnabudaya UGM.

Di lain sisi yang membuat saya senang malam ini adalah saya bisa secara langsung dengar (lagi) acum di sela sela menyanyi bilang ‘Oya’ it’s so cool anyway :)

Saya tahu catatan ini sangat personal dan tidak mengandung unsur materi musik sama sekali. But, I am totally Happy tonight to see Acum, Irwin, and Dedyk.

Oia, buat panitia. Plis ya backdrop nya itu. BANGKUTAMAN bukan BANGKU TAMAN.

Demikian.

Aku di beranda belakang sekarang

Aku ada di beranda belakang saat kau membaca surat ini. Surat yang sengaja kulipat bentuk katak dan ku masukkan sebuah amplop berwarna merah hati kemudian ku letak di pintu depan, agar kau mudah mengenalinya.

Kau pasti terkejut aku sudah di rumah sore ini. Maap ya sayang, aku selalu menghabiskan sore di meja kerja lapuk, menulis ‘drama’ yang esok pagi harus sudah di baca semesta.

Namun ini harimu..
Aku ada di berandan belakang sekarang menantimu untuk bersama menikmati sore jingga, hembusan angin yang meresap ke tiap lubang pori - pori..

Aku sudah menyiapkan dua kursi tempat kita menyanggah lelah. satu vas bunga lili yang ku beli tadi siang, dan secangkir kopi untukku serta segelas susu untukmu.

Tolong singkirkan laptop, modem, buku laporan, dan koran sore. Karena yang ku ingin hanya aku, kau, cerita senja kita, serta sebuah kecupan penyejuk.

Aku di beranda belakang rumah kita sekarang. Menabung rindu akan ceritamu. Menahan diri untuk segera mencium harum tubuhmu.

Kau cepat ke sini,
Beranda belakang rumah kita..
Aku rindu menggebu..


#30harimenulissuratcinta

Nasihat yang baik sebelum tidur.

Tidurlah,
Ini sudah larut dan sebentar lagi malam menjemput mentari untuk berganti piket dengan pagi..
Aku tahu kau sudah terlalu lelah. Memang fisikmu tidak, tpi pikiran dan perasaanmu siapa yang tahu? Ah, sepertinya aku tahu.

Iya aku paham kok. Setiap hujan datang kau ingin menjadi payung bagi dia yang tak tergapai. Kau ingin jadi benda mati yang diakuinya. Karena ia tak mau melihatmu sebagai sosokmu maka kau pun ingin minum ramuan polijus agar kau menjadi orang lain.

Kau bilang kau ingin ramuan polijus yang terkomposisi dari 3 helai rambut putri bulan. Karena dia tergila gila pada putri bulan, maka kau ingin jadi putri bulan. Sungguh kau tidak perlu menjadi orang lain, tolong singkirkan ide polijus itu! Kau bahkan tidak perlu memperjuangkan lelaki yang bahkan lupa nama lengkapmu!

Sadarlah, duniamu bukan hanya selebar dia. Kau kuat kau perempuan kuat. Aku percaya kau sebenarnya lebih besar dari yg kau pikirkan.

Kau terlalu muda untuk menjadi layu.. Hai, kenapa begitu lesu? Perlu kubantu kau menarik kelopak matamu dengan jariku agar kau bisa melihat bahwa ada langit biru dan padang rumput hijau. Dunia ini bahkan terlalu indah untuk tidak kau nikmati setiap detiknya setiap massanya, setiap udaranya yg bergerak menjadi angin.

Aku paham kau kesepian. Karena kau terlalu sulit untuk menemukan kembali orang berporsi pas bagimu. Kau memang selalu memuja ke’pas’an. Tidak lebih dan tidak kurang, begitulah prinsipmu. Ku tekankan padamu, jangan mencari ‘pas’ pada sosok lain, konstruksilah ‘pas’ pada dirimu yang layu akibat ketidak seimbangan dan kegalauan yang sangat kau resapi.

Ini sudah larut,
Esok pun kau harus kembali mengais asa di setiap sudut kota ini. Jangan terus jadi aktor, kdang pada sebuah titik kau cukup menjadi penonton yang duduk dengan nyaman di sudut kota bersama secangkir coklat panas tergenggam di tangan sebelah kanan.

Tidurlah..
Kegalauan hanya mampu dikalahkan dengan tidur. Tidak perlu membawa hati yang hancur dalam mimpi. Perlahan, aku akan mengelus kepalamu perlahan sampai kedua kelopak matamu mulai bertemu.

Tik tik tik..
Hai, itu rinai hujan.
Aku harus pergi.
Kendaraanku pun tiba bersama petir yang menyambar.
Aku harus pergi membaur bersama bulir air bertebar di tanah kemudian masuk ke dalamnya.
Meresap mencari keseimbangan hidup yg nyata.


#30HariMenulisSuratCinta
Surat dari saya untuk saya..

Tuesday, January 18, 2011

Hari ke 6 - Berdua Menuju Semesta

Aku yakin kalau kau akan terkejut mendapati surat ini di kamarmu yang berantakan itu. Aku menyisipkan surat ini di atas lemarimu. Beruntung kau menemukannya, karena sesungguhnya aku malu jika kau membacanya. Kita tahu, kita tidak pernah se mellow ini hingga bersurat. Tapi aku harus menyuratimu karena kau yang paling mengerti aku.

Kau tau pergaulan wanita urban sekarang kan. Sesama wanita memanggil, say, sayang, cinta, beybeh, dan sejenisnya. Sumpah mati, kita gak pernah melakukan itu. Karena kita sama sama jijik dengan panggilan itu, kita melihat itu sebagai efek tumbuhnya kuantitas lesbian di negeri ini. tentu saja aku lebih suka memanggilmu bu joko dan kau sebaliknya memanggilku bu gendut.

Orang boleh mengejek kita yang seperti angka 10. Kau yang sangat kurus dan ringkih serta aku yang buntal dan bulat. Kau wanita jawa yg bersikap halus dan mudah sakit hati pada awalnya. Dan aku tentu produksi batak yang keras perkataan namun kau percaya aku baik hati. Ntah kenapa hingga saat ini kau masih takut padaku dengan karena aku ekspresif sekali?

Ya aku tau, kau tentu orang yg paling sering jdi pelampiasan mood ku yg tidak baik, namun percayalah bahwa itu karena org terdekatku. Begitu pun kaui sebaliknya.

Banyak hal gila yang kita lalui bersama, sejak minder ketika awal menjadi mahasiswa, kemudian bertransformasi menjadi demonstan yang sayangnya tidak punya catatan seperti Gie, mengendalikan biduk organisasi, semua kita lalui bersama.

Kau tau, kau lah satu satunya orang yang percaya bahwa aku akan selalu menunggu Undut, bahkan saat Undut sudah duda dan bersama paketnya. Kau satu2nya bahwa aku menikmati peranku sebagai orang yang menunggu. Kau pula yang membantuku memunguti pecahan cinta yang berserak di altar.

Kita berdua selalu tidak bisa memiliki rahasia, kita pasti bercerita. Saat kita semua berpisah, kau adalah orang yg paling sering ku hubungi di udara. Karena aku percaya semua akan baik - baik saja bila berbagi denganmu.

Kau memang tidak pernah memelukku seperti yang dilakukan wanita lain ke sahabatnya, kau selalu menepuk bahuku, karena aku percaya tepukan bahu adalah bagian dari transfer energi.

Aku memang senang diperlakukan sebagai perempuan kuat, kau tau itu dan kau selalu memperlakukanku seperti yang aku mau. Kau yang paham aku.

Kadang aku yang tidak memahamimu, masih cemburu pada pacarmu yang secara perlahan merebutmu dari aku dulu.. Ah, lupakan.

sekarang aku dan kau sedang berada pada fase depresi menuju gila. Itu karena kita yang tak kunjung bekerja setelah lulus kuliah. Hahaa, nikmatilah saja kegelisahan ini, segala denyutnya yang merobek sepi. Kelesuan ini jangan lekas pergi aku menyelami sampai lelah hati.

Kawan, kita nikmati saja fase ini, mungkin dengan tahu fase ini kita akan tahu betapa manisnya fase mendatang. Kau tahu aku akan ada kapanpun kau butuh. Mendengarkan cerita mengantarmu ke ujung dunia, aku akan slalu ada.

Karena kita selalu berdua menuju semesta :)


Untuk sahabatku Ariyana Lestari yang selalu ada apapun aku dan kondisiku. Selembar untukmu rik dalam #30HariMenulis Surat Cinta

Hari ke 5 - Ada Surat di dalam

Medan, 18 Januari 2011

Kepada yang saya hormati karena saya idolakan @JavierPaloh di Tempat

Apakah aku tampak seperti ABG yang 4L4Y bersama surat ini bang? Abang tenang saja, aku berani jamin 100 % bahwa aku bukan fans gila yg menarik - narik, mencubit pipi, memeluk dan menciumi idolanya. Ehem, jujur saja aku ingin tampil sebagai fans yang elegan, berkirim surat dan jika hanya bertemu denganmu aku akan menjabat tangan dan memperkenalkan namaku.

Perkenalkan bang, namaku adit. Aku berasal dari pematang Siantar, pasti itu bukan kota yg asing bagimu. Layaknya fans lain aku tau kau menghabiskan masa kecilmu di tanah batak ini dan sesekali dalam twittermu kau menggunakan diksi medan yang kental. Aku suka. Aku akui primordialisme seperti itu ternyata modal juga ya bagi artis.

Banyak yang ku kagumi darimu bang. Cara berpikirmu yg terbuka, aku melihat kau sangat tidak suka para ekstrimist terutama mereka yg kanan. Aku tidak tahu, apakah kau seorang pluralis, atau hanya menghomati pluralisme. Maaf, kalau sekiranya aku seperti menjustifikasi tentang dirimu. Namun aku harap aku masih boleh berkilah di paragraf selanjutnya..

Mungkin mereka yang lain sangat marah dan sedih saat kau memutuskan untuk beranjak dari ‘SORE’. Aku juga sangat tidak rela sebenarnya, tpi aku tau, kau konsisten dengan idealisme bermusikmu bang. Seperti yang ku baca di sebuah warta kau beranjak karena kau tidak seperti dirimu lagi. Kau sadar, dirimu bukan lagi hanya ‘an artist’ tapi kau punya jabatan baru sebagai ‘an entertainer’. Tuntutan fans mungkin menurutmu mulai membelokkan niat awal bermusikmu. Aku sangat paham bg, karena aku juga punya passion sepertimu. Aku selalu menunggu karyamu walau kau memegang ‘mic’ yang berbeda. Ah, sekali lagi maaf kalau ini bisa jadi salah. Kadang kami juga butuh klarifikasi.

Ah, pasti sangat menyenangkan ya bang kalau bisa dekat denganmu. Saat kau beranjak dari ‘Sore’ kau bisa dengan wise tetap ‘bercengkrama’ di kawat maya dengan lima yang lain. Banyak di band lain, saat mereka konflik, yg awalnya teman pun berubah menjadi musuh dadakan. Tapi ‘Sore’ tidak. Yah, walaupun para Kampiun masih terus mempertanyakan eksistensinya.. Kampiun di sini terus menunggu, menunggu kalian pulang. Pulang di sini untuk kembali bersama kami, Kampiun..

I love you when you love me,
We’re gonna make a big family
(No Fruit for Today)
Centralismo, 2005


Untuk idola saya yang saya hormati, Ade Firza Paloh (member of Sore band) saya tuliskan sebuah surat dalam #30HariMenulisSuratCinta

Hari ke 4 - Pulang


Sore ini boleh jadi senyum termanisku dalam 5 tahun ini. Hey, aku tak berhenti tersenyum. Aduh bagaimana ini, aku seperti kehilangan kontrol atas senyum milikku sendiri..

*tarik nafas kemudian keluar*
Oke , bibirku mulai kendur sekarang, baiklah aku mulai menguasai diriku. Ku gerakkan jariku, ambil pulpen dan kertas, menulis surat untukmu. Ini yg pertama setelah lima tahun.

Hai lelaki hujan,
Energi yang mampu menarik bibirku,
Kau pernah baca the secret?
Bahwa apa yg kita inginkan akan datang bila kita terus menaruh harapan atasnya..

aku percaya teori itu sekarang..
Cukup lama aku berjalan melewati deret hari,
Sendiri..
Ya, sendiri adalah pilihan ternekatku sejak engkau beranjak. Bahkan, aku berpikir tak akan menaiki bahtera setengah agama bila tidak denganmu. Karena jika aku tak menemukanmu di depan, maka aku akan menikahi cita - citaku saja.

Ternyata Tuhan tidak membiarkan pilihan tragis itu terjadi, iya tak membiarkan aku rakus menikmati nikmatnya secangkir kopi dan hujan sendiri. Tuhan meminta aku berbagi. Tapi satu syaratku padaNya, aku hanya mau berbagi dua hal ‘skaral’ itu denganmu..

Ya, kau di sini sekarang. Tepat saat umurku 25 tahun 3 bulan 6 hari. Aku sungguh suka kuantitas umur ini.
Kau menjadi ikal sekarang, kulitmu agak gelap, mata sayu, badan ringkih. Kau bilang kau melewati aral lintang, kau tak sanggup, kau lelah, kau butuh aku, dan kau pun pulang ke aku.

satu yang tak berubah padamu, senyum. Senyum seperti anak perempuan. Santai sayang, kau tidak terlihat seperti banci. Percaya padaku. Aku memperhatikanmu saat kau kemana saja kau selama ini. Yang aku heran, kau selalu tidak mau menjawab kenapa kau tak pernah berkabar. Tak taukah kau betapa rindunya aku. Kau harus percaya pdaku, aku punya gudang rindu. Setiap helainya adalah untukmu. Tidakkah kau tau aku ingin membuka gudang itu kemudian melemparkan seluruh rindu ke depan mukamu!
Agar kau tau rasa!
Ah, sudahlah!
Baiklah, kita adalah rumah. Entah apa jadinya jika yg ada bukan kita tapi kau dan aku. Aku senang kau di sini sekarang.

Sehari setelah kau pergi dulu, aku bilang pada ayahmu aku akan selalu menunggu kau pulang, walau kau lelah. Karena aku yakin kau pasti kembali karena aku tahu kau tahu aku ada..

Tulisan nyata hasil panen pohon imajinasi yang terus menjalar di otak untuk memeriahkan #30HariMenulisSuratCinta

Hari ke 3- Surat Masa Depan


Yang aku mau tak serumit dialektika. Untuk satu hal ke depan yang ku inginkan hanya sebuah masa dimana aku boleh mencium kulit teratas tanganmu lagi.

Banyak orang yg menginginkan hubungan yang glamour. Tapi aku hanya ingin kau dan aku dalam kesenyapan yang nyaman. Kemudian kita menamainya rumah. Ah, bukan..
Kau adalah rumahku,tempat aku akan kembali.
Orang2 akan mencoba mencari jalan mereka untuk kembali ke rumah.Begitu pun aku, akan mencari jalan kembali padamu.


Jika nanti kita ‘di rumah’, Aku berkhayal menjadi susi dan kau joni. Cukup hanya dalam satu track pembuka melbi ‘bulan madu’. Kau dan aku mendayung sampan di kanal-kanal venesia.
Bulan madu kita, tepat pada tanggal pertama kita menyatakan harapan untuk berrcinta. 12 Desember, mungkin 2017.

Kau dan aku berpandang, mengulangi kembali memori fluktuatif kita. Aku di situ sangat butuh genggam hangatmu.. Udara di sini dingin, manisku.
Sampan ini terus berjalan, kita pun tak henti mengayuh melewati 2-3 jembatan. Ku lihat badanmu, tidak berubah. Aku pun demikian. Hey sayang, aku takut kapal ini tak mampu menanggung berat beban badan kita. Hahaa..

Ku kecup bibirmu, aku pikir aku butuh sedikit balasan sayang. Sambil mengingat awal kita bertemu di dunia entah apa. Sayang, wacana kemiskinan telah menghantarkanmu kepadaku. Lalu nasionalisme ala bulutangkis. Kemudian kita berdebat masalah indonesia yg berserak ini. Aku pun tak pernah dan tak akan pernah jengah mendengar semua celotehan.. Aku suka kamu sayang. Suka cara bertuturmu, cara menjelaskan, caramu menolak pendapatku. Aku bahkan suka penjelasanmu yang rumit.

Apa kau suka khayalanku? Kalau kau tidak suka simpan saja surat ini di lemarimu, tepat di bawah baju batik. Biar usang di makan rayap. Aku tidak sedang main - main dengan itu.

Kiss.

( Tulisan ini hanya khayalan belaka yang saya tulis dalam rangka menyemarakkan #30HariMenulisSuratCinta oleh @perempuansore )

Hari 2 - Buku Ingatan


Kemarin sore aku dari toko buku.. Toko buku yang sebenarnya aku tidak suka. Apa bedanya dia dengan KFC dan perusahaan Franchise lain, aku kan anti kapitalisme. Oh, tunggu dulu, RALAT! mungkin aku lebih sosdem-is, bolehlah aku sedikit toleran dengn kapitalisme..lupakan ideologi2 keriput itu!

Aku tau, toko buku di kotamu ini agak sedikit membosankan. Tidak ada seninya sama sekali. Buku hanya komoditas di sini, tidak lebih! Ah, sudahlah! Karena rak - rak buku selalu menghadirkan bayangmu di antara celah satu dan yang lain, aku pun berdamai dengan esensi dan estetika.

Ku temukan sebuah buku, kumpulan cerpen dengan cover sebuah keluarga seorang ayah, ibu, dan seorang anak. Mereka semua tambum. Seribu hari yang lalu kita memegang buku itu kemudian terbahak, karena mungkin itu kita, aku kau dan hujan sore.

Bersamaan saat kau tutup teleponku satu setengah tahun lalu, aku tahu bahwa cover 3 orng itu pun melayang entah kemana. Mungkin sudah jadi bungkus ikan asin di dunia ide mu. Tapi itu masih menjadi figura ingatanku. Mungkin untuk dilihat saja bukan untuk diresapi, entahlah..

Dalam rumah harapan kita di masa lampau, aku memasukkan sebuah perabot harapan yang juga kau amini, ‘KITA AKAN BIKIN PERPUSTAKAAN’. Fantastik bukan? Orang mungkin anggap kita pasangan yang sok intelek. Apa peduli kita, biar saja mereka makan telek? :D.. Itu sangat indah dulu.

Coba kau bayangkan, dulu cita - cita foto pra wedding kita adalah dua mahluk buntal berenang di banjir buku.. WOW! Ide cemerlang bukan! Jujur saja, aku berniat ingin masuk MURI sebagai foto prawed ter aneh.. Bagaimana menurutmu? Oh, iya lupa, mungkin kau sudah punya rencana pra wedding dengan wanita lain..

Kau marahin saja aku, karena aku membiarkan imajinasi liarku tentang kita terus meggila.. Ayo, potong saja bagian otak yg berfungsi untuk berkhayal ini.. Oh, kau tak tega ya? Ku pikir juga begitu..

Panggil saja polisi khayalan yg bertugas menangkap orang yang berkhayal tentang apa yang bukan miliknya.. Apa? Kau tak mau juga? Ah, sudah sudah!

Nb: kamu udah makan malam belum?

Tulisan ini saya buat dalam rangka menyemarakkan #30HariMenulisSuratCinta yg dipelopori oleh @perempuansore

Thursday, January 13, 2011

Hari 1 - Hujan Nanti Malam


Hai apa kabar?

Maaf, prolog surat ini terlalu kaku. Kau tau ini bukan formalitas belaka seperti yang di ajarkan dalam cara menulis surat ketika SD, tapi aku benar-benar ingin tau kabarmu. Ah, seperti apa kau sekarang, satu setengah tahun adalah waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk berubah secara fisik. Ah, apakah kau masih segendut dulu? atau semakin bertabah jauh jarum timbangan dari angka nol.. ahahaa.. Kau tau, aku gembira jika kau semakin gendut bila gendut adalah representasi kesuksesanmu nyaman menjalani hari - hari. Jika gendut adalah buah kegembiraan, tentu aku juga akan bersorak. Karena aku gembira ketika kau gembira.

Akhir-akhir ini sangat sering hujan. Tiap rintiknya berisi gumpalan romantis yang sensitif. Aku tau hujan memang bukan super hero yang bisa menghadirkanmu tepat di depan batang hidungku. Tapi aku tau hujan akan membawa pesan sang pencinta kepada yang ia cintai. Tak peduli seberapa panjang atau pendek pesan itu, atau huruf apa yang digunakan, apakah times new roman atau huruf 4L4Y yang sedang menggila sekarang. :)

Pada hujan kutitpkan lembar rindu pertamaku. Ku harap kau mendapat tanda ini dan membacanya dari balik jendela malam ini. Resapi hujan (kita) dan jangan lupakan segelas kopi favorit kita..

Hai, sepertinya aku terlalu banyak menuntut ya? Maaf harusnya aku sadar bahwa kau telah pergi. Tapi aku juga tidak dapat serta merta mengkungkung rindu dalam toples hati. Kata mereka akan lebih baik jika dihempas keluar.

Ah, sudahlah, jangan lupa hujan nanti malam ya..

Baca rinduku..


#30HariMenulisSuratCinta

Hai Temans
Saya sedang iseng - iseng ikut proyek #30HariMenulisSuratCinta nya @perempuansore jadi selama 30 hari saya akan menulis surat cinta buat siapa saja bisa buat ortu, mantan, teman, hal absurd atau kamu terhitung sejak 14 Januari - 14 Februari 2011. Maaf jika nanti dashboard teman - teman dipenuhi tulisan galau galau ala saya yang absur ini..
Sekian dan terimakasih :)