Sunday, August 22, 2010

Mengcandidkan Emosi

Foto-foto ini saya jepret sekitar bulan maret 2010. Di sebuah pantai tak bernama, terletak antara pantai parang tritis dan pantai depok Jogjakarta. Terdapat dua orang wanita yang sedang menjerit, menangis. Spekulasi saya hingga kini, kedua wanita tersebut baru mengalami patah hati. Entah benar entah tidak. namun saya berupaya mengcandidkan emosi mereka.




Monday, August 16, 2010

Bukan Puja Puji Cintaku. (sumber foto: google)

Heii,
Selamat Ulang Tahun,
Aku bahkan masih mencintaimu seperti dulu,
Bukan karena hegemoni orde baru,
Maupun trend sok nasionalis.

Hei,
Ingat dulu,
Ya setidaknya sekitar 4 tahun yang lalu,
Kita selalu memperingati ulang tahunmu dengan lomba balap karung, memasukkan paku ke dalam botol, memindahkan belut, dan
tentu saja yang paling ku takuti lomba lari
sambil mengapit balon.
sungguh saat ini aku memaknaimu dan ulang tahunmu bukan lagi sebagai sebuah euforia tahunan peringatan kran kebebasan. Semakin tua aku melihat itu sebagai kamuflase semata. Atau mungkin kemeriahan itu hanya sejenak nafas pelega kepenatan luluh lantakmu?

ntahlah..
aku memaknaimu dengan refleksi.
Ya bukan hanya refleksi dengan diskusi yang rumit, pembacaan situasi nasional di berbagi sektor perekonomian, politik, sosial, budaya, dan teknologi. Aku rasa itu tidak cukup sayang. Kau perlu refleksi tubuh, pijatan kaki dan kepala. Kata ERK, Kau perlu cuci muka biar terlihat segar sayang. Apakah karena tuamu? Atau mereka yang memperlakukanmu?
Mungkin kau sangat letih untuk kembali mengukir sejarah.

Kau tahu, cintaku tidak bergeser barang sedikit pun.
Tapi aku mencintaimu dengan hal yang berbeda.
Kau tau, cinta bukan hanya sekedar puja puji atau pun pembelaan tanpa logika.
Mengkritisimu itu caraku.
Ah, bukan dirimu tapi mereka yang memperlakukanmu tepatnya.

Sungguh, sedihku tiada tara sayang. Perlahan dirimu dan harga dirimu terjual terjual demi hutang yang katanya demi mempercantikmu. Perlahan tapi pasti kau tergadai dengan Structural Adjustment Program dari tuan takur dunia. Kau pikir aku sudi membiarkanmu seperti itu?

Ini aku Indonesia, terlahir dengan cara mencintaimu yang berbeda. Banyak orang menganggap bahwa menghanyutkan diri (bukan terpaksa hanyut) dalam pusaran modal global adalah sebuah trend yang wajib diikuti seperti model baju.atau jika tidak akan dianggap tertinggal. (ah, tertinggal, menurutku itu hanya mitos yang diciptakan). Tapi mereka membuatmu menghanyutkan diri, bukan menahan diri untuk tidak hanyut. atau setidaknya terpaksa hanyut.

Doaku padamu tiada henti.
Mungkin saja kau akan sinis padaku atas semua pendapat satir-ku pada mereka yang memperlakukanmu. Sungguh, aku tidak pernah mellihatmu sebelah mata!
Karena kau adalah untuk apa aku belajar.

Lekas bangun dari tidur berkepanjangan.
Menyatakan mimpimu.
Cuci muka biar terlihat segar
Merapikan wajahmu.
Masih ada cara menjadi besar.
Memudakan tuamu.
Menyemai dan
MENJADI INDONESIA!!

Poda


Angur do goarmi anakkon hu (nama mu sungguh harum anakku)
Songon bunga bungai nahussusi (seperti bunga bunga yang indah itu)
Molo marparange na denggan doho (jika kau memiliki kepribadian baik)
Diluat nadaoi (ditempat mu yang jauh)
Jala ikkon ingot doho (dan ingat lah selalu)
Tangiang mi do parhitean mi (doa adalah salah satu landasan)
Dingolumi da tondikku (kehidupan mu oh anak kesayangan ku)

Unang sai mian jat ni rohai (jangan pelihara iri dengki)
Dibagasan rohami (didalam hati mu)
Ai ido mulani sikka mabarbar (karena itu adalah permulaan malapetaka)
Da hasian (oh anakku)
Ikkon benget do ho marroha (engkau harus tawakal hati)
Jala pattun maradophon natua tua (dan hormat kepada orang-orang tua)
Ai ido arta na ummarga i (karena itu adalah harga yang termahal)
Dingolumi (dalam kehidupan mu)

Reff.
Ai damang do sijujung baringin (engkaluah adalah penerus tahta)
Di au amang mon…. (bagi ku orang tua mu)
Jala ho do amang silehon dalan (dan engkaulah si perintis jalan)
Di Anggi Ibotou mi
(bagi adik adik mu ini)
Ipe ingot maho amang
(dang ingat lah selalu)
Dihata podakki
(seluruh petuah ku ini)
Asa taruli ho amang
(agar kau mempunyai kehidupan)
Disihadaoani
(di tempatmu yang jauh)

Molo dung sahat ho tu tano parjalangan mi (kalau kau sudah tiba di tempat tujuan mu)
Marbarita ho amang
(berikan kami berita mu)
Asa tung pos rohani damang nang dainang mon
(agar hati kami tidak was was)
Ditano hatubuan mi
(ditanah kelahiran mu ini)

Thursday, August 5, 2010

Hujan

Hujan buat saya punya filosofi tersendiri.
Saya suka hujan dan akan selalu suka :)







Jiwa dan Raga Untuk 146 Halaman Ini

Akhirnya, besok saya akan di dadar.
Selamat!
Besok saya akan jadi telur dadar..


Tuesday, August 3, 2010

Menghadiahi Diri Sendiri

Seperti saya sering menghadiahi orang lain. Terkadang saya ingin menghadiahi diri saya sendiri. Terlepas dari barang yang ingin saya punya untuk diri saya sendiri seperti Ipod, Gitar, Perpustakaan dan lain-lain, saya ingin menghadiahi saya sebuah kedewasaan dan kebijaksanaan. Saya ingin sekali menjadi orang yang bijak yang bisa melihat sesuatu hingga keakar-akarnya sehingga di ujung sikap ia akan memiliki tindakan maupun putusan yang tepat.

Saya ingin menghadiahi diri saya sebuah sikap tidak terburu-buru. Ini pasti akan saat menyenangkan saat diriku bisa berdiskusi dengan diriku sendiri. Bukan berarti ini autis yang selalu terhanyut dalam dunia subjektifitas. Apakah saya menandai diriku sendiri subjektif?
Entahlah..

Sampai saat ini saya belum tahu akan menghadiahi apa untuk dirisaya yang akan kembali berkurang umurnya. Tapi sempat tersirat ak saya ingin memberi hari-hari yang teduh yang selalu dekat dengan Allah. Saya berharap ini adalah hadiah terindah untuk saya ditahun ini dan selanjutnya.

Namun sungguh saya ingin menghadiahi diri saya barang ini :D

Lebih dari Catatan Geram!!

Ini catatan geram. Ah, geram saja tidak cukup boii. Marah? Tidak cukup hanya marah lah. Kata ini harusnya sudah dimuseumkan! Yakinlah akumulasi kemarahan adalah Muak. Tapi saya kira muak juga belum cukup menggambarkan titik kulminasi ini.

Dalam satu minggu ini sudah ada dua orang yang datang ke DPR melakukan aksi 'memalukan'. Pong, aktor senior perfilman Indonesia, memanjat atap kura-kura gedung DPR yang katanya miring itu. (Wah, sebenarnya saya ingin tanya ke om Pong, dari pengalaman pribadinya memanjat atap itu, apakah gedung DPR itu benar-benar miring, atau jangan-jangan memang otak penghuninya yang pada miring) kemudian menuliskan tiga kata JUJUR TEGAS ADIL. Saya pribadi melihat ini sebagai implementasi sebuah perasaan di atas muak (yang belum saya temukan kata sifat yang tepat) milik Pong terhadap DPR, atau mungkin sebenarnya terhadap carut marutnya negeri yang kita cintai ini. tadi siang (3/8) seorang PNS dengan berteriak-teriak, menangis, mengoceh sana-sini, dengan membawa sebuah dokumen mendatangi DPR untuk melaporkan Bupati (lupa wilayahnya, Parah!) karena bupati tersebut belum membayar gaji 13 ribuan PNS di wilayah kekuasaannya tersebut.

Sebuah perlakuan yang sama ditujukan kepada kedua 'orang nekat' tersebut. Para anggota keamanan gedung DPR tersebut, menarik paksa kedua orang tersebut, kemudian diangkut ke pos keamanan, diintrogasi, kemudian dimaafkan dengan syarat tertentu, terakhir di suruh pulang. Keduanya tidak diizinkan bertemu anggota DPR atau pun DPD barang satu pun. Keduanya diperlakukan seperti pembuat onar dan kerusuhan. (atau dianggap orang gila, makanya di suruh pulang dan tidak dijebloskan ke penjara).

Saya kira keduanya hanya ingin bertemu dengan mereka yang mengklaim sebagai wakil rakyat. Mereka yang Job Descriptionnya adalah mendengarkan aspirasi rakyat. Namun ketika rakyat ingin bersuara, mereka malah bersembunyi di rumah kura-kura atau mungkin di rumah istri kedua dan menutup kedua telinga.

Lalu ketika mereka (mau DPR, DPD, Pemerintah, semuanya lah) butuh pengisi dompet. Maka mereka menjadikan rakyat sebagai alat untuk mencairkan dana. Atas nama rakyat, demi kepentingan rakyat, berjuang bersama rakyat. aku cuma mau bilang. Bullshit, makan aja kentut kau itu!!

Saya kira mereka tidak perlu playdoy bahwa rakyat Indonesia ini bersu'udzhon pada mereka. Karena sudah jadi rahasia umum mereka itu seperti itu. Banyak omong dari pada gerak!!!
Digelontorkan wacana Absen DPR, Ngamuk!!. Di sindir lewat lagu, Ngamuk!!.. "Kami kan terhormat!!"itu pasti dalam hati (busuk) mereka.

Ribuan orang sudah mencaci mereka. Opini publik, isu, wacana, terus digulirkan. Namun sepertinya mereka sudah punya penyumpal kuping yang canggih. Sumpal aja teros, pura-pura buta aja terus. Biar budek dan buta beneran!!

Sukarno, Hatta, Tan, Syahrir, semuanya.. Lihat negeri yang kalian bangun bertaruh nyawa ini. Semua gila harta, gila kekuasaan, hukum hanya komoditi bukan lagi benar salah, kebenaran milik mereka yang beruang, ajarkan mereka menjadi berjuang. Sungguh, jangan ajarkan mereka demokrasi uang!! Ah, aku kira kalian juga tidak punya ilmunya. Datanglah ke mimpi para penguasa ini dan ancam mereka!! Tolong Ancam Mereka!! Todongkan pistol ke arah jantung mereka. Agar mereka tahu, terancam nyawa yang selalu kalian alami untuk mendirikan negeri ini. Datanglah ke mimpi mereka, Ancam dan perlu tembak mereka!!

Monday, August 2, 2010

Welcome August!

Agustus adalah bulan yang paling saya tunggu setiap tahunnya, terutama tahun 2010 ini. Welcome August!!!, saya akan mengalami banyak hal di bulan ini. di mulai tanggal 6 yakni berkurangnya umur saya yang ke 21 sekaligus hari ujian pendadaran saya yang akan menentukan sia-sia tidaknya perjuangan saya selama 4 tahun ini. Saya tidak menyangka bahwa dua moment ini bisa terjadi dalam satu waktu. So nice !!

11 Agustus adalah tepat dimana kita akan mulai berpuasa. ramadhan datang. Semoga saja ramadhan ini bisa saya manfaatkan dengan baik dan tidak sia-sia seperti ramadhan sebelumnya. tujuh belas agustus tentu saja tanggal yang ditunggu semua bangsa Indonesia. Saya selalu menjadikan 17 agustus ini sebagai cermin untuk melihat Indonesia sekarang, banyak hal yang kita semua tahu harus di perbaiki. 17-an bukan hanya sekedar seremonial lomba-lomba tanpa makna.

tanggal 23 dan 28 adalah tanggal yudisium saya. Mudah-mudahan tanggal ini semuanya bisa berjalan lancar kemudian saya bisa bernapas sejenak saja sebelum saya akan dapt kejutan-kejutan hidup di depan.

Selajutnya tanggal 29 dan 31 adalah hari ulang tahun kedua teman dekat saya, Ariyana Lestari dan Mia Maesari. Saya berharap semoga mereka bisa melepas status yang menurut mereka status membosankan yang pernah ada "Pengangguran"..haha.. Semoga kalian segera pindah dari fase itu :D

Satu september akan menutup berombaknya agustus saya. Satu september saya akan balik kampung ke Sumatera Utara.. Yup, Let me Jamming with Bobby.!!


Sunday, August 1, 2010

Muntah!

Sudah hampir 4 hari ini yang rutin saya lakukan adalah muntah. Mual disertai angin di dalam perut seperti meletup-letup seperti menambah kelamnya hari hari saya. Insiden paling mengerikan adalah ketika sabtu (31/7) sejenak sebelum saya meliput workshop fotografi. Saya masih di kantor, merasa semua ludah naik ke mulut, mulut saya penuh ludah. Saya sudah menduga bahwa saya akan segera muntah. Saya lari ke kamar mandi, ternyata banyak orang. Saya kembali ke kantor, maksudnya biar muntah dalam plastik saja. Saya berseru minta tolong ke mbak Dian (partner saya) untuk di ambilin plastik. Dia pun berlari mencari plastik tersebut. Tapi ternyata terlambat. Karena muntah saya sudah mencapai finish terlebih dahulu.

Well, itu sangat menjijikkan ketika kantor harus terkena imbas penyakit saya ini. Cairan itu menyebar dimana-mana, di tumpukan koran, di lantai, (untung para bos sudah pulang), dimana-mana. untungnya dari pagi, saya belum makan apa apa, jadi muntah yang keluar hanya cairan tanpa ampas apa-apa. Wah, saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa menyemburkan sejauh satu setengah sampai dua meter. Sungguh, ini berada di luar perkiraan saya. Dan saya merasa diri saya tampak mengerikan dengan adanya tragedi ini.

Muntah ini hanya hasil akhir dari pola hidup saya yang tidak teratur sama sekali. Saya masuk angin, karena kipas angin yang berputar tiada henti. Beberapa hari ini saya sering keluar malam hanya untuk minum kopi. Diperparah dengan pola makan yang tidak teratur serta saya tidur tidak pernah pakai selimut. Padahal 5 hari lagi saya akan mengahadapi ujian skripsi.

Sampai tulisan ini saya posting pun saya masih mual dan ingin muntah. Sungguh, ini hari-hari yang sangat kelam.