Tuesday, February 2, 2010

Seseorang yang merekonstruksi dirinya dengan fondasi Rindu


Tidak lagi aku memulai cerita tentang cinta, tapi aku akan belajar untuk menulis dengan cinta.
Berbait kata demi kata ini, merupakan resultanku dari sebuah keterpukauan.
Tentang seorang yang telah ku lepas,-Kau.
Sepertinya Kau memulai merekonstruksi dirimu berfondasi kerinduan.
Kerinduan pada bunda yang selalu mengiirimimu surat kilat dari atmosfer yang berbeda.
(Mudah-mudah an ini benar)

Hari ini aku tahu bahwa mixing antara penyesalan dan kerinduan mampu memformulasikan sebuah ide berbentuk cita dan aksi.

Aku melihatmu menjadi sangat serius (atau ambisius) menapaki hidup.
Sejauh ini yang ku tahu, kau berbuat untuk pengirim kilat di dunia lain.
Ini, itu, begini, begitu..
memang itu, -Kau yang ku kenal.

Bangun kesiangan?
Memang tak terdengar lagi eksistensinya..
Mudah2an kesiangan bukan lagi menjadi headline di hari-harimu .

Yang paling ku kagumi darimu adalah
naluri curiousity yang takkan malu mengintip dunia yang lebih luas.

sebelum 40, ya kau memang sudah seharusnya meraih semua wishlist-mu.
Aliran yakinku mengarahkan pada persetujuan bahwa kau bisa menjadi lebih besar.

Jangan berhenti kawan,-
aku sangat menggebu memperhatikanmu dari sudut kota yang berbeda ini.
Buliran keringat dan kotoran di sekelilingmu, pastikan bawa mereka adalah representasi eksotisme dinamika.

Pernah aku membaca catatnmu tentang komponen cita.
Bahwa, -kau takkan lagi terjebak dalam pergaulan yang membuatmu mundur jauh ke belakang.
Sebenar - benarnya aku berharap bahwa itu bukan aku.
dan jikalau kau memutuskan bahwa itu aku, aku juga bingung harus melakukan apa.

Saat kau memilih lurusmu, lalu kau bertemu aku di sebuah alternatif.
Jangan pernah lupa menyapaku, karna tak kubiarkan sedetikpun, bahkan di antaranya,
kau lewat tanpa berkata,- hai, apa kabar.

Tabik_M2s.

No comments:

Post a Comment