Akhirnya pada titik ini aku menyerah.
Aku butuh teman!
Bukan teman biasa pastinya. Aku terbiasa menyukai banyak hal.
Aku suka band Indie aku juga suka jazz. Aku suka travelling. Aku (mantan) aktivis namun setidaknya aku masih suka berdiskusi. Aku suka menulis walau masih berantakan. Aku suka membaca walau sering moody masih mendikte. Kadang naluri hedonismeku tidak terbendung, namun untuk menjadi gembel pun bukan masalah bagiku. Aku suka bercerita.
yaa.. aku butuh teman yang seperti aku!
Banyak teman. Namun mereka bukan paket lengkap.
Banyak yang tidak mengerti selera musikku. Banyak yang tidak paham dengan alur pikiranku.
Yaa.. Aku butuh yang mengerti aku.
Sebegitu egoisnya aku atas kebutuhan untuk dimengerti.
Tapi kadang mengerti saja tidak cukup.
Jika dia mengerti, bisa saja dia berpura-pura menjadi seperti aku.
Aku butuh teman yang ketika dia menjadi dirinya sendiri adalah seperti aku.
Betapa menyenangkan ketika kami (aku dan teman harapanku itu) berfilosofi tentang kopi disela sela hirupan aroma asap kopi yang baru saja di sedu. Aku juga akan sangat senang ketika kami menjadi autis melihat ERK, Melbi, SORE, BLP, nonton jazz mben senen, Frau. Kami akan autis tanpa malu orang mau berkata apa..
Kami akan ke Toga mas setiap awal bulan. mengobrak abrik toko. Aku akan bertanya, "Hei kamu apakah buku ini bagus?" Gak, buku yang ini saja.. ooo..ok
Teman yang tidak keberatan dengan nafsu belanjaku yang sangat menggila. Juga teman yang tidak keberatan saat aku menggilai sex and the city.
Teman yang kadar kecuekannya seperti aku..
Dan yang pasti teman yang tidak melupakan aku ketika dia sudah punya PACAR!!
Teman yang tidak akan berubah sikap padaku karena hal-hal terkait dengan pacarnya.
Good!
Ah, terlalu banyak kriteria!
Aku butuh teman!
Bukan teman biasa pastinya. Aku terbiasa menyukai banyak hal.
Aku suka band Indie aku juga suka jazz. Aku suka travelling. Aku (mantan) aktivis namun setidaknya aku masih suka berdiskusi. Aku suka menulis walau masih berantakan. Aku suka membaca walau sering moody masih mendikte. Kadang naluri hedonismeku tidak terbendung, namun untuk menjadi gembel pun bukan masalah bagiku. Aku suka bercerita.
yaa.. aku butuh teman yang seperti aku!
Banyak teman. Namun mereka bukan paket lengkap.
Banyak yang tidak mengerti selera musikku. Banyak yang tidak paham dengan alur pikiranku.
Yaa.. Aku butuh yang mengerti aku.
Sebegitu egoisnya aku atas kebutuhan untuk dimengerti.
Tapi kadang mengerti saja tidak cukup.
Jika dia mengerti, bisa saja dia berpura-pura menjadi seperti aku.
Aku butuh teman yang ketika dia menjadi dirinya sendiri adalah seperti aku.
Betapa menyenangkan ketika kami (aku dan teman harapanku itu) berfilosofi tentang kopi disela sela hirupan aroma asap kopi yang baru saja di sedu. Aku juga akan sangat senang ketika kami menjadi autis melihat ERK, Melbi, SORE, BLP, nonton jazz mben senen, Frau. Kami akan autis tanpa malu orang mau berkata apa..
Kami akan ke Toga mas setiap awal bulan. mengobrak abrik toko. Aku akan bertanya, "Hei kamu apakah buku ini bagus?" Gak, buku yang ini saja.. ooo..ok
Teman yang tidak keberatan dengan nafsu belanjaku yang sangat menggila. Juga teman yang tidak keberatan saat aku menggilai sex and the city.
Teman yang kadar kecuekannya seperti aku..
Dan yang pasti teman yang tidak melupakan aku ketika dia sudah punya PACAR!!
Teman yang tidak akan berubah sikap padaku karena hal-hal terkait dengan pacarnya.
Good!
Ah, terlalu banyak kriteria!
No comments:
Post a Comment