Pertanyaan pertama.
Apakah kata "jurusan Hubungan Internasional"itu terdengar keren?
Waktu itu aku di tanya seorang teman yang kuliah di fakultas hukum sebuah universitas negeri di Medan. "Hey, kamu kuliah di jurusan apa?". "HI". "Wow, keren dong,"
Atau "Pasti bahasa inggrinsnya lancar," atau "asiik, bisa jalan2 ke luar negeri dong,"..
Pertanyaan kedua
Apa yang terlintas di pikiran kamu tentang Hubungan Internasional?
Dari penuturan beberapa teman tentang seberapa paham ia terhadap prodi Hubungan internasional sebelum menjadi mahasiswa HI ternyata hasilnya cukup mengejutkan.
1. HI berkaitan dengan diplomasi. Well, it's damn rigth. Next Question, "what is Diplomacy?" ( haa, nyahok lu jawabnya..) :D
2.HI berkaitan dengan Hubungan luar negeri.. Absolutely Yess.. But, what kind of relationship?
dan ini yang paling mengejutkan,,
3. HI berkaitan dengan transportasi luar negeri...(lu kate ini dinas perhubungan...)
Pertanyaan ketiga
Apa alasan kamu masuk HI?
Dari jawaban teman-teman selama aku MATAF maupun menjadi pemandu MATAF..
1.Pengen jadi diplomat.
2. Pengen jalan-jalan ke luar negeri.
dan yang ketiga adalah jawabanku..
3. Pengen aja...(betapa PLUTO nya aku pada saat itu (Polos lugu tolol) )
Oke..
Pada kenyataannya yang pertama akan akan teman-teman pelajari di HI adalah...
PENGHANTAR ILMU POLITIK Saudara-saudara...
Mungkin ini terlihat bodoh..
Tapi ternyata banyak yang kecewa setelah tahu di HI lebih banyak belajar teori politik..
Itu baru semester pertama..
Masuk semester ketiga keempat kelima dan keenam..
Selamat menikmati berbagai hidangan teori..
Kamu harus punya pisau analisis yang tajam kalau tidak mau jadi penonton dan terkantuk-kantuk di kelas. (Setidaknya itu menurutku)
Atau kamu harus banyak ngomong kalau pengen nilai bagus atau sedikit terkenal..
Setelah lulus..
Kamu akan bertanya, mau jadi apa?
Apa kompetensi yang di punya?
Karena ternyata lapangan kerja tidak butuh teori sistem politik, teori dependensi, teori pembangunan, teori realis, idealis, konstruktivis, maupun post modernis..
Di lain sisi ternyata menjadi diplomat tidak semudah yang dibayangkan ketika akan menjadi mahasiswa HI..
dan jalan2 keluar negeri tidak akan tercapai kalau gak ada uang. Uang gak ada kalau gak kerja..
So. what I have to do...
Jangan hanya di dalam kelas. dunia tidak sesempit ruangan 8x6 meter itu..
Beorganisasi.. tapi berorganisasilah dengan nyaman dan ada mamfaatnya baik buat karakter maupun otak. jangan berorganisasi cuma jadi Event Organizer (EO) tok...
Cari banyak ilmu dan kompetensi lain...
Kata bosku di kantor yang juga dosen ekonomi. Percayalah bahwa tidak ada kaitan antara pekerjaan dengan jurusan apa yang kamu ambil sekarang kecuali Hukum dan Kedokteran. Bisa saja seorang sarjana tehnik akan jadi juragan kambing."Percaya karo aku,"ungkapnya.
Aku juga percaya mengapa banyak sarjana pengangguran..
pertama memang karena lapangan pekerjaan tidak berbanding sama denga jumlah lulusan..
karena pekerja lebih banyak dari pekerjaan maka akan ada penyaringan..
Sarjana yang pengangguran adalah yang tidak punya kompetensi.
pintar otak saja tidak cukup.
IP 3,92 tidak menjamin akan dapat kerja cepat dan menjadi orang sukses.
Tapi bukan berarti IP 2,4 itu baik..
Serius yang ingin katakan bahwa hidup memang tidak seideal yang ada di dunia ide..
tapi yang realistis juga tidak seharusnya membuat kita jadi pragmatis.
Selalu ada proses, bukan hanya dengan jalan cepat namun nihil rasa..
Hahahaaa... interesting kitika idealisme berbenturan dengan realitas, tapi yang menjadi pertanyaan gw? yang dengan idealisme aja terkadang ngak semulus harapan, apalagi yang tanpa idealisme? apakah hidup kita ini untung-untungan saja???
ReplyDeletesepakat feb,,,selalu ada campur tangan Tuhan dan yang menjalani hidup, keberuntungan hanyalah dimiliki oleh mereka yang malas, entah itu berfikir dalam menggagas ide ataupun dalam praksisnya, kemewahan merupakan salah satu impian banyak kalangan yang mendewakan kekayaan. dan anehnya, mereka menginginkan instan tanpa berproses menjalani penuh kesungguhan. dikira kekayaan itu akan datang hanya dengan duduk santai....hahahaha
ReplyDelete