Hari ini tepat minggu ke 175, aku menghabiskan hari mingguku di sebuah tempat bernama sekre. Nama boleh bisa tetap sekre, tapi tempatnya berpindah pindah. Dari daerah satu ke daerah lain. tergantung kondisi dan kemampuan finansial.
Sejak 26 Desember 2006 aku resmi menjadi kader Sekolah Bersama (Sekber), saya tekankan ini tidak ada kaitannya dengan golkar dan Abu Rizal Bakri. Sama Sekali tidak. Sekber mendefinisikan dirinya sebagai sebuah gerakan mahasiswa yang ada untuk memperjuangkan kaum tertindas. Well, terdengan sangat idealis dan tidak sedikit yang menganngap utopis. Kadang banyak yang mencemooh tentang perjuangan ini. Tak jarang sebuah dua buah celetukan terlontar dari teman-teman di kampus. "Alah, paling idealisnya sekarang, lama-lama udah kerja juga jadi pragmatis, malah jadi penjilat,". Merasa gimana gitu dengarnya, tapi ya sudahlah..
Well, kembali ke minggu 175 ku berkumpul di tempat bernama sekre. Hampir setiap hari minggu dalam 3 tahun 4 bulan 3 minggu ini aku mengikuti DISKUSI (berat amat) yang ada di sekre. Yang di diskusikan berdasarkan pada kurikulum pendidikan organisasi yang sudah di tetapkan oleh divisi pendidikan. Kurikulumnya juga menurut sebagian orang termasuk aku, Berat.
Tahap pertama pendidikan adalah wacana dasar. Wacana dasar terdiri dari 7 materi yaitu Ekonomi Politik, Sistem Pendidikan Nasional, Militerisme, Gerakan Mahasiswa, Gender, Teori Negara, dan Teologi Pembebasan. (berat gak, aku juga pusing). Setiap minggu ada pematerinya, dan setiap kader pasti pernah menjadi pemateri sesuai dengan tema yang dipilihnya.
Berikutnya adalah bedah tokoh. Tokoh yang akan di bedah biografinya berdasarkan dengan kesepakatan kader, maunya bedah tokoh apa. Diskusi isu-isu terkini. yang lagi hot apaan. atau diskusi berdasarkan peringatan hari. contohnya hari pendidikan.
Yang belum bisa dilaksanakan sampai sekarang adalah diskusi lanjutan. Ini terjadi karena sejak bertahu-tahun yang lalu hingga kini, divisi pendidikan belum mampu menyelesaikan silabus wacana lanjutan yang pas untuk para kader. semangat untuk divisi pendidikan harus selalu mampu untuk melihat apa kebutuhan para kadernya.
Ahh, note ini terkesan terlalu serius kah?
Tenang saja, aku tidak akan membahas apa itu ekonomi politik, gender, militerisme, bla..bla..bla..
Mungkin kamu lebih paham dari aku..
Karena memang sebenarnya aku cukup Loading Lambat dan pelupa. Jadi berkali-kali materi diberikan, berkali-kali pula aku lupa. Kayaknya Ala bisa karena biasa tidak berlaku untukku..:D
175 Minggu. Berarti aku sudah berdiskusi sedikitnya 150 kali dalam 3 tahun 4 bulan, 3 minggu ini.. Kemana yang 25?
Ntahlah, mungkin hilang tertiup angin..
Itu baru diskusi wajib dari divisi pendidikan, belum lagi diskusi dari divisi pembasisan atau pun dari pengurus kota...
Bayangpun,,
Segersang apakah otak ku ini...:D
Namun jangan kamu bayangkan diskusi ini adalah diskusi yang hebat.
Sering sekali para kader termasuk saya hanya mentok pada pembahasan yang itu-itu saja.
Selama ini aku sudah hampir sepuluh kali bahkan lebih mengulang wacana dasar. Pasalnya setiap ada Training Organisasi (TO) pasti setelah itu wacana dasar. bagi sudah yang wacana dasar haru ikut lagi, karena silabus wacana lanjutan belum terbentuk.
Namun Ironinya, walaupun sudah hampir sepuluh kali mendiskusikan 7 materi berarti sudah 70 kali diskusi masih saja banyak yang dodol (termasuk aku. kalo diskusi EKOPOL berkali-kali itu aja yang di bahas. Okelah masalah teori dasar tentang alat produksi, kapitalisme, sifat kapitalisme dan neolib bisa saja sama. tapi contohnya itu loh.. Tidak adakah yang lain selain freepot, exxon, kfc mcd (okelah mereka masih eksis dalam hal pengeksploitasian) tapi kan MNC di Indonesia yang melakukan praktek ekpansi, eksploitasi, dan akumulasi modal bukan hanya 4 itu. Masih banyak yang lain. Begitu juga dengan Sistem Pendidikan Nasional (SPN), pasti contohnya BHP, sampai BHP udah dicabut pun masih aja BHP dijadikan contoh..Intinya, sering sekali materi tema tidak upgrade, terutama dalam contoh kasus..Penyebabnya, Kemalasan kami para kader untuk membaca lebih banyak. (Pasti ada yang pleidoi, ini adalah kesalahan fb yang memiliki zat adiksi yang menyebabkan fb lebih asik dari pada membaca..hahahahha)
Padahal membaca adalah jendela dunia.. Tak jarang ini hanya menjadi semboyan semata, termasuk aku..
Aku sudah melewati nostalgia diskusi dengan 4 generasi yang berbeda. Mulai dari mereka sang pendiri Sekber, dengan kloter 2 (2005), kloter 3 (2006), dan kloter 4 (2008 dan 2009).. Tidak jauh beda. Bedanya, kalo diskusi bareng kloter 4, aku bisa lebih banyak ngomong, karena apa yang aku omongin udah bolak balik di omongin waktu aku diskusi bareng kloter sebelumku.. ya, kelihatan oke ngomongnya, padahal karena lebih tahu duluan saja..:D
Kadang sering sekali merasa bosan dekan diskusi minggu ini. Kadang mengeluh dalam hati karena tidak punya hari libur sama sekali. senin-sabtu kuliah, minggu hari organisasi..huaaaaa..capek dehh..
Kadang ngeluhhhhhh..
tapi dampak baiknya juga gak kalah banyak..
Waktu ambil konsentrasi Globalisasi di semester 5 dan 6. Rasanya semua mata kuliah lumayan gabang, karena mayoritas udah dibahas di diskusi minggu yang sudah ku ikuti 2 tahun sebelumnya.
lumayan, IPK di Semester 5 dan 6 pun merangkak naik..\^^/..
Gak da yang menarik ya, dari note ku ini..:D
Hanya ingin berbagi saja..
Sekalian publikasi, karena aku haus publikasi...:O
No comments:
Post a Comment