Oke.. saatnya masuk keraton..
banyak peraturannya:
1. Masuk gak boleh pake sendal, jadi harus kaki ayam (alis gak pake alas kaki).. kalau pake sepatu boleh.
2. harus pake baju sopan.
3. gak boleh bawa senjata..
dan 3 peraturan lain, aku udah lupa..
Walau pun harus kaki ayam, ternyata pasir di sekitar keraton kayak pasir pantai. Lembut.
Di sekitar keraton banyak pohon2 tinggi dan tua..
Satu hal yang menarik adalah sebuah bangunan tinggi menyerupai menara.
Kata mbak Tiya itu namanya SITI HINGGIL (Siti artinya tanah, hinggil artinya tinggi) dan menurut mitos, puncak tertinggi di menara itu adalah tempat pertemuan antara raja keraton dengan Nyi Roro Kidul. Percaya atau tidak. Itu terserah kamu..
Di balik rerimbunan pohon-pohon tua (kalau malam pasti seram) aku temukan beberapa sajen yang terdiri dari bunga beberapa bunga dan kawan-kawannya,
cukup ramai orang yang berkunjung ke keraton hari itu..
Sayangnya kita tidak diperbolehkan masuk ke keraton.
Bahkan menginjakkan kaki di lantai terluar. Pasti langsung di tegur sama abdi dalem.
Gak tau apa yang menyebabkan tidak diperbolehkan. Kalau di keraton jogja ada yang boleh dimasuki dan ada yang tidak. tapi di solo gak boleh sama sekali :(
Eh, ada foto yang ketinggalan waktu di museumm..
Tolong dukung untuk meningkatkan volume kekatrokan kami ini :D
Dari mbak Tiya aku tahu bahwa raja di kraton Solo ini hanya sebagai sebuah simbolisasi budaya. Berbeda dengan di Jogja.
Sultan Hamengku Buwono X selain sebagai raja adat beliau juga menjadi kepala pemerintahan (baca;gubernur) di Jogja. Walaupun sampai sekarang sepertinya RUUK (Rancangan Undang-Undang Keistimewaan) DIY masih belum terlalu jelas ujungnya.
Setidaknya selama satu jam di kraton solo ini aku bisa tahu kalau pakaian kusir pada jaman kerajaan mataram itu ternyata sudah sangat keren dan modis :D..
Aku juga liat tombak yang sangat panjang, kira2 2,5-3 meter dan berat..
Wah, gimana y itu cara makainya..
Huff. Ternyata keliling museum dan kraton itu capek juga (haha, padahal baru segitu doang)..
Cabut dari kraton kita pun ke Pusat Grosir Solo (PGS). Rencananya sih aku mau cari tempat pensil I love solo itu. udah muter2 PGS ternyata mboten wonten..
Karena hari sangat panas. dan kita juga udah pada lemes. Akhirnya kita mutusin buat balik ke rumah Eyang mbak Tiya..
Di rumah langsung makan. (luar biasa..)
Habis itu tepar sampai jam 5..(bu, sekali lagi tolong maapin saya yang kelewat pemalas ini y).
Pasca Magrib, mbak tiya ngajak jalan lagi. Berempat, tapi kali ini bukan bareng Reza, tapi bareng temennya mbak Tiya. Mbak Ina. Mbak Ina, sekilas terlihat girly, cantik, dan rapi.
Cabut dari rumah, kita brangkat ke de Solo maning.. Nemuin mbak Lol.
Embreh-embreh dikit trus Cabut boiiii...
Tujuan pertama ke ngarsopuro..
Aku masih terobsesi dengan tempat pensil I Love Solo itu..
Alamaakkk..
Sampai sana ternyata pasar malamnya gak buka dan hanya buka waktu malam minggu..
Nyesel kenapa tadi malamnya gak jadi beli tuh tempat pensil.
Ya Sudahlah mungkin belum jodoh..:(
Lanjut lagi, katanya mau ke angkringan. Di tengah jalan, gerimis pun turun..
jalan, terus jalan. selama di perjalanan aku sadar ternyata di Solo itu banyak jalan satu arah, Pantes terlihat lenggang jalanan..
Aku mengekor aja kemana mbak ina dan mbak tiya melaju. lurus, belok kanan, lurus belok kiri, lurus lagi, belok kanan trus kiri..
Lha piye toh, kok malah balik lagi ke Ngarsopuro..?
Waktu aku secara spontan bilang "kok balik ke sini lagi sih"..
Mbak tiya & mbk Ina cuma cengengesan..
Dasar!
:/
Akhirnya motor pun merapat di sebuah Angkringan remang-remang..
Jngan di artiin negatif dulu boii..
Ini remang2 karena angkringan yang menyediakan fasilitas LCD Proyektor ini lagi masang Film perang. Jadilah lampunya dimatikan biar jelas nontonnya.
Makan maning..
Pesen, Susu Jahe..Passti.
Sate Usus, Martabak, dan tahu bakso..
Si mbak Tiya pesen Pisang Owol-Owol..
Woii, pesanannya lama kali datang. Hampir setengah jam ebih nunggunya.
Apalgi pesan pisang owol2 itu..Lamanya, Ampon!
Ku pikir serumit apa sih bikin makanan itu,
ternyata cuma pisang di iris bulat dikasi susu dan messes..
Itu tok..
Trus dimana yang bikin lama??
OMG..
Well, di sela-sela obrolan, aku kembali seperti di ingatkan dengan "Don't Jugde the book by it's cover,"
Seperti persepsiku di awal mbak ina adalah cewek girly, rapi, dan mungkin manja. Tapi kayaknya aku salah deh. Ternyata mbak Ina itu adalah aktivis lingkungan. Dan yang paling aku kagumi dia sering travelling ke laut. karimun Jawa, udah lulus 2 kali dia. Trus satu laut di daerah Madura. Katanya Terumbu Karangnya masih hidup, ikan sejenis Nemo masih seabrek, warna laut gak bbiru aja, tapi hijau lah, ungu lah. dll. Dan Terakhir dia sangat mengimpikan untuk bisa mengunjungi Raja Ampat di Papua Barat. Lautan yang menjadi pusat karang dunia dan terletak diantara perbatasan Indonesia dan Filipin..It must be so amazing there..
Ahh, Iri liat mbak Ina. Aku mau ke karimun Jawa aja susahnya minta ampun. Yang duitlah, yang waktulah dan setumpuk penghambat lain..
Okey, saatnya cabut dari angkringan remang-remang itu. Dan bergerak menuju pusat kota. Di pusat kota solo ada sebuah bundaran yang tengahnya ada Air Mancur yang membuat hasrat untuk nyebur timbul..dan..
Foto-foto Adalah sebuah kewajiban tak tertulis.
dan gak lupa foto di patung Slamet Riyadi yang juga dekat dengan air mancur itu..
Karena dirasa sudah cukup menjalankan kewajiban. Kaki pun terlangkah untuk pulang..
Di tengh jalan mbak tiya ngajak berhenti di sebuah stadion yang di depannya ada air mancur (lagi). ternyata Solo selain kota yang banyak jalan searahnya juga kota yang banyak air mancurnya..
Yaa, Akhirnya kami Benar-benar harus pulang..
Hari Ketiga.
Senin (24/5)
Oke hari ini BOLOS KERJA Bertiga sekaligus.(Maap2).
Bangun malas2 an. Jam set 8. Ibu, Bapak dan Reza sudah keluar untuk kerja dan les.
Dengerin musik, makan.
Buat release tentang Rezi yang ikut senandung lagu opick itu.
(walaupun gak masuk tugas harus jalan) :D.
Mandi.
Dan Mari Berangkat..
Hari ini beda..
Kita gak naik motor kayak hari sbelumnya, tapi naik angkot.
Well, kita(aku, mbk dian, dan mbak tia) mulai perjalanan ke Kampung Batik..
Kampung yang rata2 penduduknya jual batik.
Tapi harganya bok, LARANG!!!
Ya sudahlah, kemampuan ku hanya mampu mencapai taraf Window Shopping..:(
Jalan menyusuri kampung.
Ada tulisan terapi ikan. Mungkin kayak spa ikan yang di tv itu kali ya..
Kita masuk, dan ada kolam denga ikan kecil2 dan berwarna warni di situ..
Setelah bilang ke penyedia jasa untuk menggunakann jasa2 ikan itu, kita langsung masuki kaki ke kolam..
Eitt,
Ternyata kata pemiliknya, kita harus jalan2 dulu di atas kerikil biar pori-pori terbuka..
Aduh biyung, gak tahan kaki ini lama-lama jalan di atas kerikil.
After that, kita masukin kaki, dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya ikan-ikan kecil itu langsung menggigiti kaki kita. Waduh rasanya geli-geli agak sakit, kalau aku malah ngerasa kayak kena setrum kecil-kecilan :D..
Katanya ikan - ikan ini membersihkan kotoran kaki kita.
Ini berarti semakin banyak ikan yang menggigit kaki kita itu menandakan bahwa kaki kita sangat kotor..
Walah, banyak banget ikan di kakiku , artinya?
kakiku jorok :(
Setelah kita rasa cukup, kita out dari kampung batik dan menuju Kali Larangan..
Naek angkot lagi. Selama naik angkot aku selalu bayar pake uang koin hasil tabunganku.
Kadang diejekin sama supirnya.
Dah berapa lama ngumpulin duitnya mbak..
Whatever :P
Di kalilarangan beli oleh-oleh buat anak kos.
Sekalian beli jajanan pasar untuk diri sendiri.
Mbak tiya heboh nyuruh kita foto sambil bawa oleh-ole,,
Well, it's okay..
dan...
Tak berapa lama yang dikhawatirkan pun tiba..
SMS dari bos ke mb.Tiya nanyain "kita kok gak ada yang ke kantor.."
Mbak Tiya bisa aj bilang dirinya tenang tapi wajah tidak bisa menutupi kekhawatiran..
Akhirnya SMS bos pun di jawab dengan jujur dari hati terdalam.
"Kita lagi di solo bu. tapi kita ngirim release kok bu"
"Ngapain di solo?"
"Jalan-jalan bu"
Kita langsung cepat-cepat nyari warnet.. jauh terus berjalan, warnet tak kunjung tampak.
Dan akhirnya warnet pun dapat, release pun di kirim. Dan gak ada yang berani update status FB..hahahah..
Keluar dari warnet..
Si bos pun membalas SMS.
"oo, ya udah gak papa,"
Ketegangan pun perlahan mencair y bok y...
Kita terus berjalan. Jalan dan jalannnn.. Sampai menemukan dimana ada bus atau angkot lewat..
Hari udah siang dan mulai kelaparan.
Naek angkot menuju Es Kobar. Es buah dan mie ayam.
Habis siang itu zuhuran sek di kotta barat..
Raga yang cepat lelah ini pun menuntut pulang.
Ngangkot lagi. nyampe dan nyebrang lewat jembatan penyebrangan.
Sepertinya mbak Tiya phobia ketinggian..:P
Nyampe rumah..
Ngomong2 sama ibu, bapak dan reza.
nanya jalan dari mana aja?
Waktu kita ngomong kalau mau balik ke Jogja sore ini, Ibu nyuruhnya selasa pagi aja..
Pengen sih bu, tapi aku harus tidur dulu di kos untuk malam itu..
Buat mempersiapkan jiwa dan mental untuk kerja besok.:D
Sorenya kita balik, di anter bapak dan reza ke stasiun Purwosari.
We got the ticket and waited for the train..
Sambil nunggu memoto mungkin membuat waktu jadi lebih bisa dimamfaatkan :)
dan...
Bersama mbak dian menunggu kereta sambil menikmati serabi coklat di pinggir rel jalur 1..Yummy..
Finally kereta datang..
Kita naik, dan di bawa dulu jalan2 ke balapan, solojeres, dan palur..
Dari Palur balik lagi ke solojeres-balapan-purwosari dan kereta pun mulai melaju ke kota yang sangat ku cinta, JOGJAKARTA..
Di tengah jalan aku lebih banyak dengar Sore, sekali kali berbincang dengan mbak dian yang sepertinya sedang khusyuk dengan lagu adhitia sofyan.. dan menyempatkan foto..
Mbak dian..
and me..
Hati tidak bisa membohongi bahwa setiap kali ke luar kota aku pasti rindu jogja, dan ketika kembali ke Jogja akan selau terselip bisikan gaibku pada kota ini 'Jogja, aku pulang'. Dan itu pula yang terjadi pada saat itu..
banyak peraturannya:
1. Masuk gak boleh pake sendal, jadi harus kaki ayam (alis gak pake alas kaki).. kalau pake sepatu boleh.
2. harus pake baju sopan.
3. gak boleh bawa senjata..
dan 3 peraturan lain, aku udah lupa..
Walau pun harus kaki ayam, ternyata pasir di sekitar keraton kayak pasir pantai. Lembut.
Di sekitar keraton banyak pohon2 tinggi dan tua..
Satu hal yang menarik adalah sebuah bangunan tinggi menyerupai menara.
Kata mbak Tiya itu namanya SITI HINGGIL (Siti artinya tanah, hinggil artinya tinggi) dan menurut mitos, puncak tertinggi di menara itu adalah tempat pertemuan antara raja keraton dengan Nyi Roro Kidul. Percaya atau tidak. Itu terserah kamu..
Di balik rerimbunan pohon-pohon tua (kalau malam pasti seram) aku temukan beberapa sajen yang terdiri dari bunga beberapa bunga dan kawan-kawannya,
cukup ramai orang yang berkunjung ke keraton hari itu..
Sayangnya kita tidak diperbolehkan masuk ke keraton.
Bahkan menginjakkan kaki di lantai terluar. Pasti langsung di tegur sama abdi dalem.
Gak tau apa yang menyebabkan tidak diperbolehkan. Kalau di keraton jogja ada yang boleh dimasuki dan ada yang tidak. tapi di solo gak boleh sama sekali :(
Eh, ada foto yang ketinggalan waktu di museumm..
Tolong dukung untuk meningkatkan volume kekatrokan kami ini :D
Dari mbak Tiya aku tahu bahwa raja di kraton Solo ini hanya sebagai sebuah simbolisasi budaya. Berbeda dengan di Jogja.
Sultan Hamengku Buwono X selain sebagai raja adat beliau juga menjadi kepala pemerintahan (baca;gubernur) di Jogja. Walaupun sampai sekarang sepertinya RUUK (Rancangan Undang-Undang Keistimewaan) DIY masih belum terlalu jelas ujungnya.
Setidaknya selama satu jam di kraton solo ini aku bisa tahu kalau pakaian kusir pada jaman kerajaan mataram itu ternyata sudah sangat keren dan modis :D..
Aku juga liat tombak yang sangat panjang, kira2 2,5-3 meter dan berat..
Wah, gimana y itu cara makainya..
Huff. Ternyata keliling museum dan kraton itu capek juga (haha, padahal baru segitu doang)..
Cabut dari kraton kita pun ke Pusat Grosir Solo (PGS). Rencananya sih aku mau cari tempat pensil I love solo itu. udah muter2 PGS ternyata mboten wonten..
Karena hari sangat panas. dan kita juga udah pada lemes. Akhirnya kita mutusin buat balik ke rumah Eyang mbak Tiya..
Di rumah langsung makan. (luar biasa..)
Habis itu tepar sampai jam 5..(bu, sekali lagi tolong maapin saya yang kelewat pemalas ini y).
Pasca Magrib, mbak tiya ngajak jalan lagi. Berempat, tapi kali ini bukan bareng Reza, tapi bareng temennya mbak Tiya. Mbak Ina. Mbak Ina, sekilas terlihat girly, cantik, dan rapi.
Cabut dari rumah, kita brangkat ke de Solo maning.. Nemuin mbak Lol.
Embreh-embreh dikit trus Cabut boiiii...
Tujuan pertama ke ngarsopuro..
Aku masih terobsesi dengan tempat pensil I Love Solo itu..
Alamaakkk..
Sampai sana ternyata pasar malamnya gak buka dan hanya buka waktu malam minggu..
Nyesel kenapa tadi malamnya gak jadi beli tuh tempat pensil.
Ya Sudahlah mungkin belum jodoh..:(
Lanjut lagi, katanya mau ke angkringan. Di tengah jalan, gerimis pun turun..
jalan, terus jalan. selama di perjalanan aku sadar ternyata di Solo itu banyak jalan satu arah, Pantes terlihat lenggang jalanan..
Aku mengekor aja kemana mbak ina dan mbak tiya melaju. lurus, belok kanan, lurus belok kiri, lurus lagi, belok kanan trus kiri..
Lha piye toh, kok malah balik lagi ke Ngarsopuro..?
Waktu aku secara spontan bilang "kok balik ke sini lagi sih"..
Mbak tiya & mbk Ina cuma cengengesan..
Dasar!
:/
Akhirnya motor pun merapat di sebuah Angkringan remang-remang..
Jngan di artiin negatif dulu boii..
Ini remang2 karena angkringan yang menyediakan fasilitas LCD Proyektor ini lagi masang Film perang. Jadilah lampunya dimatikan biar jelas nontonnya.
Makan maning..
Pesen, Susu Jahe..Passti.
Sate Usus, Martabak, dan tahu bakso..
Si mbak Tiya pesen Pisang Owol-Owol..
Woii, pesanannya lama kali datang. Hampir setengah jam ebih nunggunya.
Apalgi pesan pisang owol2 itu..Lamanya, Ampon!
Ku pikir serumit apa sih bikin makanan itu,
ternyata cuma pisang di iris bulat dikasi susu dan messes..
Itu tok..
Trus dimana yang bikin lama??
OMG..
Well, di sela-sela obrolan, aku kembali seperti di ingatkan dengan "Don't Jugde the book by it's cover,"
Seperti persepsiku di awal mbak ina adalah cewek girly, rapi, dan mungkin manja. Tapi kayaknya aku salah deh. Ternyata mbak Ina itu adalah aktivis lingkungan. Dan yang paling aku kagumi dia sering travelling ke laut. karimun Jawa, udah lulus 2 kali dia. Trus satu laut di daerah Madura. Katanya Terumbu Karangnya masih hidup, ikan sejenis Nemo masih seabrek, warna laut gak bbiru aja, tapi hijau lah, ungu lah. dll. Dan Terakhir dia sangat mengimpikan untuk bisa mengunjungi Raja Ampat di Papua Barat. Lautan yang menjadi pusat karang dunia dan terletak diantara perbatasan Indonesia dan Filipin..It must be so amazing there..
Ahh, Iri liat mbak Ina. Aku mau ke karimun Jawa aja susahnya minta ampun. Yang duitlah, yang waktulah dan setumpuk penghambat lain..
Okey, saatnya cabut dari angkringan remang-remang itu. Dan bergerak menuju pusat kota. Di pusat kota solo ada sebuah bundaran yang tengahnya ada Air Mancur yang membuat hasrat untuk nyebur timbul..dan..
Foto-foto Adalah sebuah kewajiban tak tertulis.
dan gak lupa foto di patung Slamet Riyadi yang juga dekat dengan air mancur itu..
Karena dirasa sudah cukup menjalankan kewajiban. Kaki pun terlangkah untuk pulang..
Di tengh jalan mbak tiya ngajak berhenti di sebuah stadion yang di depannya ada air mancur (lagi). ternyata Solo selain kota yang banyak jalan searahnya juga kota yang banyak air mancurnya..
Yaa, Akhirnya kami Benar-benar harus pulang..
Hari Ketiga.
Senin (24/5)
Oke hari ini BOLOS KERJA Bertiga sekaligus.(Maap2).
Bangun malas2 an. Jam set 8. Ibu, Bapak dan Reza sudah keluar untuk kerja dan les.
Dengerin musik, makan.
Buat release tentang Rezi yang ikut senandung lagu opick itu.
(walaupun gak masuk tugas harus jalan) :D.
Mandi.
Dan Mari Berangkat..
Hari ini beda..
Kita gak naik motor kayak hari sbelumnya, tapi naik angkot.
Well, kita(aku, mbk dian, dan mbak tia) mulai perjalanan ke Kampung Batik..
Kampung yang rata2 penduduknya jual batik.
Tapi harganya bok, LARANG!!!
Ya sudahlah, kemampuan ku hanya mampu mencapai taraf Window Shopping..:(
Jalan menyusuri kampung.
Ada tulisan terapi ikan. Mungkin kayak spa ikan yang di tv itu kali ya..
Kita masuk, dan ada kolam denga ikan kecil2 dan berwarna warni di situ..
Setelah bilang ke penyedia jasa untuk menggunakann jasa2 ikan itu, kita langsung masuki kaki ke kolam..
Eitt,
Ternyata kata pemiliknya, kita harus jalan2 dulu di atas kerikil biar pori-pori terbuka..
Aduh biyung, gak tahan kaki ini lama-lama jalan di atas kerikil.
After that, kita masukin kaki, dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya ikan-ikan kecil itu langsung menggigiti kaki kita. Waduh rasanya geli-geli agak sakit, kalau aku malah ngerasa kayak kena setrum kecil-kecilan :D..
Katanya ikan - ikan ini membersihkan kotoran kaki kita.
Ini berarti semakin banyak ikan yang menggigit kaki kita itu menandakan bahwa kaki kita sangat kotor..
Walah, banyak banget ikan di kakiku , artinya?
kakiku jorok :(
Setelah kita rasa cukup, kita out dari kampung batik dan menuju Kali Larangan..
Naek angkot lagi. Selama naik angkot aku selalu bayar pake uang koin hasil tabunganku.
Kadang diejekin sama supirnya.
Dah berapa lama ngumpulin duitnya mbak..
Whatever :P
Di kalilarangan beli oleh-oleh buat anak kos.
Sekalian beli jajanan pasar untuk diri sendiri.
Mbak tiya heboh nyuruh kita foto sambil bawa oleh-ole,,
Well, it's okay..
dan...
Tak berapa lama yang dikhawatirkan pun tiba..
SMS dari bos ke mb.Tiya nanyain "kita kok gak ada yang ke kantor.."
Mbak Tiya bisa aj bilang dirinya tenang tapi wajah tidak bisa menutupi kekhawatiran..
Akhirnya SMS bos pun di jawab dengan jujur dari hati terdalam.
"Kita lagi di solo bu. tapi kita ngirim release kok bu"
"Ngapain di solo?"
"Jalan-jalan bu"
Kita langsung cepat-cepat nyari warnet.. jauh terus berjalan, warnet tak kunjung tampak.
Dan akhirnya warnet pun dapat, release pun di kirim. Dan gak ada yang berani update status FB..hahahah..
Keluar dari warnet..
Si bos pun membalas SMS.
"oo, ya udah gak papa,"
Ketegangan pun perlahan mencair y bok y...
Kita terus berjalan. Jalan dan jalannnn.. Sampai menemukan dimana ada bus atau angkot lewat..
Hari udah siang dan mulai kelaparan.
Naek angkot menuju Es Kobar. Es buah dan mie ayam.
Habis siang itu zuhuran sek di kotta barat..
Raga yang cepat lelah ini pun menuntut pulang.
Ngangkot lagi. nyampe dan nyebrang lewat jembatan penyebrangan.
Sepertinya mbak Tiya phobia ketinggian..:P
Nyampe rumah..
Ngomong2 sama ibu, bapak dan reza.
nanya jalan dari mana aja?
Waktu kita ngomong kalau mau balik ke Jogja sore ini, Ibu nyuruhnya selasa pagi aja..
Pengen sih bu, tapi aku harus tidur dulu di kos untuk malam itu..
Buat mempersiapkan jiwa dan mental untuk kerja besok.:D
Sorenya kita balik, di anter bapak dan reza ke stasiun Purwosari.
We got the ticket and waited for the train..
Sambil nunggu memoto mungkin membuat waktu jadi lebih bisa dimamfaatkan :)
dan...
Bersama mbak dian menunggu kereta sambil menikmati serabi coklat di pinggir rel jalur 1..Yummy..
Finally kereta datang..
Kita naik, dan di bawa dulu jalan2 ke balapan, solojeres, dan palur..
Dari Palur balik lagi ke solojeres-balapan-purwosari dan kereta pun mulai melaju ke kota yang sangat ku cinta, JOGJAKARTA..
Di tengah jalan aku lebih banyak dengar Sore, sekali kali berbincang dengan mbak dian yang sepertinya sedang khusyuk dengan lagu adhitia sofyan.. dan menyempatkan foto..
Mbak dian..
and me..
Hati tidak bisa membohongi bahwa setiap kali ke luar kota aku pasti rindu jogja, dan ketika kembali ke Jogja akan selau terselip bisikan gaibku pada kota ini 'Jogja, aku pulang'. Dan itu pula yang terjadi pada saat itu..