Ini sudah pukul 05.30 WIB (4/3) dan saya belum tidur sejak kemarin. Semakin ke sini jadwal tidur saya semakin menggila. Saya selalu tidur jam 3 pagi kemudian bangun jam 9. Luar Biasa!
Kemarin saya sangat menyadari bahwa saya adalah orang yang sangat peragu dan tidak konsisten. Ah, mungkin lebih tepatnya sekarang saya terlalu banyak pertimbangan dan hati - hati. Saya takut salah. Bahkan sampai detik ini saya masih bingung mau tinggal di Medan atau di Jogja. Dilema ini dari setahun yang lalu memang belum berujung. Walaupun sekarang di Medan tapi ada kesempatan untuk tinggal di Jogja. Oke, kemarin siang saya putuskan mengambil kesempatan itu dan tinggal di Jogja. Eh, tidak berapa lama bahkan dalam hitungan jam saya mulai ragu. Saya perlahan mulai menyukai Medan. Saya tahu kota ini sungguh tidak kondusif, tapi pohon - pohon besar di sepanjang jalanan Medan ini membuat saya betah. Silahkan tertawa! tapi saya mulai nyaman di sini.
Ahh, saya memang peragu tingkat tinggi ini. Ragu-Galau-Gak jelas ujung-ujungnya.
Saya ragu. Berbagi dengan orang pun percuma. Karena yang tau apa yang saya mau hanya saya.
Orang-orang paling hanya membantu memberi pertimbangan yang kadang semakin membuat galau menggila.
Sampai di sini kadang saya berpikir. Sebenarnya sampai sebatas mana manusia bisa memutuskan dan seberapa jauh yang dinamakan takdir Tuhan. Apakah saya menciptakan takdir saya sendiri, atau Tuhan mentakdirkan saya melalui pikiran saya. Atau Takdir adalah usaha maksimal manusia? Ada yang bisa bantu saya.
Sebenarnya seberapa besar otoritas saya untuk memutuskan saya mau tinggal di Medan atau di Jogja. Apakah ketika saya memilih itu yang dinamakan "jalanNya"? atau saya yang menentukan nasib saya sendiri?
Apakah anda sudah mulai pusing?
Iya. Saya juga sudah.
Kalau begitu mari kita akhiri saja tulisan ini.
Karena mengakhiri tulisan sama dengan memutus kebingungan
Sekian dan terimakasih
Kemarin saya sangat menyadari bahwa saya adalah orang yang sangat peragu dan tidak konsisten. Ah, mungkin lebih tepatnya sekarang saya terlalu banyak pertimbangan dan hati - hati. Saya takut salah. Bahkan sampai detik ini saya masih bingung mau tinggal di Medan atau di Jogja. Dilema ini dari setahun yang lalu memang belum berujung. Walaupun sekarang di Medan tapi ada kesempatan untuk tinggal di Jogja. Oke, kemarin siang saya putuskan mengambil kesempatan itu dan tinggal di Jogja. Eh, tidak berapa lama bahkan dalam hitungan jam saya mulai ragu. Saya perlahan mulai menyukai Medan. Saya tahu kota ini sungguh tidak kondusif, tapi pohon - pohon besar di sepanjang jalanan Medan ini membuat saya betah. Silahkan tertawa! tapi saya mulai nyaman di sini.
Ahh, saya memang peragu tingkat tinggi ini. Ragu-Galau-Gak jelas ujung-ujungnya.
Saya ragu. Berbagi dengan orang pun percuma. Karena yang tau apa yang saya mau hanya saya.
Orang-orang paling hanya membantu memberi pertimbangan yang kadang semakin membuat galau menggila.
Sampai di sini kadang saya berpikir. Sebenarnya sampai sebatas mana manusia bisa memutuskan dan seberapa jauh yang dinamakan takdir Tuhan. Apakah saya menciptakan takdir saya sendiri, atau Tuhan mentakdirkan saya melalui pikiran saya. Atau Takdir adalah usaha maksimal manusia? Ada yang bisa bantu saya.
Sebenarnya seberapa besar otoritas saya untuk memutuskan saya mau tinggal di Medan atau di Jogja. Apakah ketika saya memilih itu yang dinamakan "jalanNya"? atau saya yang menentukan nasib saya sendiri?
Apakah anda sudah mulai pusing?
Iya. Saya juga sudah.
Kalau begitu mari kita akhiri saja tulisan ini.
Karena mengakhiri tulisan sama dengan memutus kebingungan
Sekian dan terimakasih
wah, ternyata kakak gak kalah galau dari nnda....-_-
ReplyDeleteahahaa.. Jobless mana yg ga galau nda.. hihiii..
ReplyDelete