Hai apa kabar?
Maaf, prolog surat ini terlalu kaku. Kau tau ini bukan formalitas belaka seperti yang di ajarkan dalam cara menulis surat ketika SD, tapi aku benar-benar ingin tau kabarmu. Ah, seperti apa kau sekarang, satu setengah tahun adalah waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk berubah secara fisik. Ah, apakah kau masih segendut dulu? atau semakin bertabah jauh jarum timbangan dari angka nol.. ahahaa.. Kau tau, aku gembira jika kau semakin gendut bila gendut adalah representasi kesuksesanmu nyaman menjalani hari - hari. Jika gendut adalah buah kegembiraan, tentu aku juga akan bersorak. Karena aku gembira ketika kau gembira.
Akhir-akhir ini sangat sering hujan. Tiap rintiknya berisi gumpalan romantis yang sensitif. Aku tau hujan memang bukan super hero yang bisa menghadirkanmu tepat di depan batang hidungku. Tapi aku tau hujan akan membawa pesan sang pencinta kepada yang ia cintai. Tak peduli seberapa panjang atau pendek pesan itu, atau huruf apa yang digunakan, apakah times new roman atau huruf 4L4Y yang sedang menggila sekarang. :)
Pada hujan kutitpkan lembar rindu pertamaku. Ku harap kau mendapat tanda ini dan membacanya dari balik jendela malam ini. Resapi hujan (kita) dan jangan lupakan segelas kopi favorit kita..
Hai, sepertinya aku terlalu banyak menuntut ya? Maaf harusnya aku sadar bahwa kau telah pergi. Tapi aku juga tidak dapat serta merta mengkungkung rindu dalam toples hati. Kata mereka akan lebih baik jika dihempas keluar.
Ah, sudahlah, jangan lupa hujan nanti malam ya..
Baca rinduku..
No comments:
Post a Comment