Seorang gadis terlihat lusuh di ujung jalan. Entah apa, entah sedang apa. Sepertinya menunggu. Aku pun tak tahu apa yang di tunggu.
Penasaran, ku hampiri. Aku pun berpura menunggu. Menunggu dia menunggu. Ku tanya, sedang menunggu apa? Katanya menunggu cinta. Lalu ku tanya lagi, memangnya siapa cinta. Dia bilang, Entahlah.
Bagaimana mau menunggu kalau dia tak tahu siapa yang di tunggu. Ini tidak rasional. Lalu ku bilang, kenapa tidak mencari? Dia bilang ia sudah beberapa kali mencari. Kemudian? Dia jatuh pertama kali. Kedua dia berhati-hati kemudian terperosok lagi. Lalu sebuah tangan menariknya berangkat. Tapi tak lama tangan itu hilang. "Hantu mungkin,"ujarku asal.
Dia bilang, kalau hantu biarkan lah ia menunggu hantu. Kenapa menunggu yang kau bahkan tak tahu wujudnya. Tapi dia tegaskan dia tau rasanya di bantu berdiri ketika terperosok. Memang seperti apa rasanya? "Seperti surga, kau dapatkan apa yang kau butuh, mungkin itu surga,"katanya yakin.
Gadis di ujung jalan ini, semakin aneh kataku.
Penasaran, ku hampiri. Aku pun berpura menunggu. Menunggu dia menunggu. Ku tanya, sedang menunggu apa? Katanya menunggu cinta. Lalu ku tanya lagi, memangnya siapa cinta. Dia bilang, Entahlah.
Bagaimana mau menunggu kalau dia tak tahu siapa yang di tunggu. Ini tidak rasional. Lalu ku bilang, kenapa tidak mencari? Dia bilang ia sudah beberapa kali mencari. Kemudian? Dia jatuh pertama kali. Kedua dia berhati-hati kemudian terperosok lagi. Lalu sebuah tangan menariknya berangkat. Tapi tak lama tangan itu hilang. "Hantu mungkin,"ujarku asal.
Dia bilang, kalau hantu biarkan lah ia menunggu hantu. Kenapa menunggu yang kau bahkan tak tahu wujudnya. Tapi dia tegaskan dia tau rasanya di bantu berdiri ketika terperosok. Memang seperti apa rasanya? "Seperti surga, kau dapatkan apa yang kau butuh, mungkin itu surga,"katanya yakin.
Gadis di ujung jalan ini, semakin aneh kataku.